REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada awal perdagangan Rabu (13/3/2024) menguat didukung kinerja positif perbankan domestik. Pada awal perdagangan Rabu pagi, rupiah dibuka meningkat 10 poin atau 0,06 persen menjadi Rp 15.580 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp 15.590 per dolar AS.
"Sentimen tersebut juga didorong oleh positifnya kinerja sektor perbankan di Indonesia," kata Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede di Jakarta, Rabu (13/3/2024).
Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), kondisi perbankan Indonesia cukup solid dalam menghadapi berbagai tekanan dan kondisi yang mengancam ketahanan perbankan global. Di sektor perbankan Indonesia pada posisi Januari 2024, rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) sebesar 27,54 persen dengan rasio modal inti (tier 1 capital) terhadap CAR sebesar 94,41 persen.
Selain itu, kinerja likuiditas perbankan Indonesia terjaga dengan baik, antara lain ditunjukkan dengan liquidity coverage ratio (LCR) sebesar 231,14 persen. Kondisi likuiditas tersebut juga jauh lebih baik dibandingkan dengan rasio LCR di yurisdiksi lain. Di Uni Eropa misalnya, rasio LCR masing-masing sebesar 158,78 persen dan 125,80 persen.
Di sisi lain, apresiasi rupiah juga didorong oleh penegasan Ketua Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed Jerome Powell mengenai kebijakan penurunan suku bunga pada 2024. Pasar memperkirakan kemungkinan The Fed untuk menurunkan suku bunga kebijakannya pada Juni 2024.
Josua memprediksi rupiah bergerak di rentang Rp 15.500 per dolar AS sampai dengan Rp 15.650 per dolar AS pada perdagangan hari ini.