REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Sumber-sumber di Lebanon mengatakan pesawat tempur Israel menggelar serangan di wilayah Lebanon dua hari berturut-turut. Serangan itu menghantam fasilitas milik Hizbullah di Lembah Bekaa.
Dalam pernyataannya, Selasa (12/3/2024) Hizbullah mengatakan dua anggotanya di Lembah Bekaa tewas. Militer Israel mengatakan pesawat tempurnya "menghantam dua pusat komando militer Hizbullah" di wilayah Baalbek dalam merespon peluncuran roket Hizbullah ke selatan Israel.
Serangan ini menandai meningkatnya konflik antara Hizbullah dan Israel yang berlangsung seiring serangan Israel ke Gaza. Saling serang ini juga dikhawatirkan memicu konflik skala besar.
Dalam pernyataannya Hizbullah mengatakan mereka menembakan lebih dari 100 roket Katyusha pada pukul 07.00 pagi pada Selasa kemarin. Roket-roket itu menghentam pos militer Issrael sebagai tanggapan atas penembakan Israel di wilayah Lembah Bekaa pada Senin (11/3/2024) malam.
Dua orang sumber keamanan dan Gubernur Baalbek Bashir Khader mengatakan setidaknya satu warga sipil tewas dan beberapa lainnya terluka dalam serangan Israel yang salah satunya mengenai pintu masuk Kota Baalbek, sekitar dua kilometer dari reruntuhan kuno Romawi.
Militer Israel mengatakan dalam merespon serangan-serangan roket itu pesawat tempurnya menembak sebuah lokasi di wilayah Baalbek yang Hizbullah gunakan untuk menyimpan 'aset dalam jumlah signifikan yang digunakan untuk memperkuat persenjataannya.'
"Komplek militer di wilayah Khiam dan infrastruktur teroris di wilayah Bint Jbeil juga diserang," kata militer Israel merujuk dua kota di selatan Lebanon. Salah satu sumber di Lebanon mengatakan anggota Hizbullah tewas dan beberapa orang lainnya terluka dalam serangan udara di Desa Nabi Chit, Lembah Bekaa.
Wilayah yang menjadi sasaran merupakan benteng Hizbullah di dekat perbatasan Lebanon-Suriah. Saling serang kali ini menjadi pertempuran di perbatasan terburuk sejak perang Hizbullah-Israel 2006.
Kekerasan kian buruk dari hari ke hari namun serangan yang dilakukan kedua belah pihak semakin intensif dari waktu ke waktu dan menyasar wilayah yang lebih luas. Kecuali serangan udara pertama Israel di Lembah Bekaa pada 26 Februari, dan serangan pesawat tak berawak Israel pada 2 Januari di Beirut yang menewaskan seorang pemimpin penting Hamas, pertempuran terkonsentrasi di wilayah perbatasan.
Serangan-serangan Israel sejak Oktober lalu sudah menewaskan lebih dari 200 anggota Hizbullah dan 50 warga sipil di Lebanon. Sementara serangan Hizbullah ke Israel menewaskan satu lusin tentara Israel dan enam warga sipil. Pertempuran ini memaksa puluhan ribu warga Israel dan Lebanon yang tinggal di wilayah perbatasan mengungsi.