Rabu 13 Mar 2024 17:30 WIB

Akibat Alih Fungsi Lahan, Sawah Produktif di Jambi Tersisa 61 Ribu Hektare

Alih fungsi lahan karena infrastruktur untuk sawah kurang memadai.

Petani memanen padi di sawah yang terendam banjir luapan Sungai Batanghari di Jambi Timur, Jambi, Rabu (12/10/2022).
Foto: ANTARA/Wahdi Septiawan
Petani memanen padi di sawah yang terendam banjir luapan Sungai Batanghari di Jambi Timur, Jambi, Rabu (12/10/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI -- Dinas Pertanian dan Hortikultura Provinsi Jambi mencatat lahan sawah yang masih produktif sampai saat ini tinggal 61.119 hektare. Padahal pada 2019 ada seluas 68 ribu hektare sawah produktif.

Dengan kata lain, sekitar 7 hektare telah beralih fungsi. Lahan itu telah beralih fungsi menjadi lahan perkebunan.

Baca Juga

"Kami mencatat bahwa jumlah produktivitas sawah di Provinsi Jambi semakin menurun, disebabkan banyaknya alih fungsi lahan petani ke sektor perkebunan kelapa sawit, meskipun sampai saat ini pemerintah masih gencar memberikan pendampingan kepada petani," kata Kepala Dinas Pertanian dan Hortikultura Jambi Rumusdar.

Ia mengatakan penyebab berkurangnya lahan disebabkan alih fungsi lahan akibat infrastruktur kurang memadai. Seperti airnya terbatas, irigasi juga kurang bagus, dan ketertarikan petani itu ke lahan sawit yang lebih menjanjikan, serta kurangnya minat kalangan muda menjadi petani di sawah. 

Menurutnya, bila dihitung dari skala ekonomis, satu hektare sawah dengan satu hektare sawit lebih untung sawah tetapi kerjanya lebih banyak, seperti habis panen tanam lagi. Kalau sawit sekali tanam bisa sampai 20–25 tahun. 

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jambi saat ini masih gencar memberikan upaya dan pemahaman kepada petani untuk aktif menjalankan sektor pertanian guna menghasilkan panen yang berkualitas.

Dinas Pertanian dan Hortikultura Jambi melalui dana APBD memberikan anggaran melalui dinas provinsi untuk bantuan kepada kabupaten dan kota, termasuk juga APBN. Berupa bantuan benih padi untuk sekitar 10 ribu hektare lahan sawah, dan bantuan mesin pertanian guna meningkatkan hasil panen. 

Untuk memonitor perkembangan bantuan ini, Gubernur Jambi, Al Haris membentuk tim ketahanan pangan sektor hulu, disamping tim pengendali inflasi daerah. Tujuannya, untuk melakukan pengawasan dalam upaya pemerintah meningkatkan angka produksi sesuai dengan target yang ingin dicapai pada 2024.

"Untuk kondisi sekarang, target kita 2024 ini produksi ditargetkan 469.324 ton gabah kering giling dengan luas tanam kita targetkan 102.431 hektare. Kemudian luas panennya 94.950 hektare dan produktivitas sekitar 4,943 kuintal per hektare," kata dia.

Pihaknya akan menggencarkan gerakan percepatan tanam di daerah-daerah yang sudah bisa ditanami, misal daerah Muaro Jambi dan Batanghari. Masih ada waktu enam bulan lagi untuk mengejar sasaran tanam. 

sumber : ANTARA
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement