Rabu 13 Mar 2024 14:48 WIB

Motif Bunuh Diri Sekeluarga di Penjaringan, Kapolsek Tunggu Petunjuk Pimpinan

Tetangga sempat mengungkapkan kondisi korban yang ditengarai kesulitan ekonomi.

Rep: Ali Mansur/ Red: Teguh Firmansyah
Warga berdoa di sekitar TKP sekeluarga bunuh diri, Apartemen Teluk Intan, Penjaringan, Jakarta Utara, Ahad (10/3/2024).
Foto: Dok Republika
Warga berdoa di sekitar TKP sekeluarga bunuh diri, Apartemen Teluk Intan, Penjaringan, Jakarta Utara, Ahad (10/3/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA —  Polsek Penjaringan masih terus bekerja untuk mengusut secara tuntas kasus dugaan bunuh diri sekeluarga di Apartemen Teluk Intan Tower Topas Penjaringan, Jakarta Utara beberapa waktu lalu. Hingga saat ini pihak Polsek masih belum mengungkap motif serta persoalan yang diduga dialami para korban sebelum melompat dari lantai 22 apartemen tersebut. 

“Mohon maaf sebelumnya untuk informasi publik terkait peristiwa tersebut, kami izin menunggu petunjuk dari pimpinan,” ujar Kapolsek Penjaringan Kompol Agus Ady Wijaya saat dihubungi, Rabu (13/3/2024).

Baca Juga

Selain itu Agus juga meminta dukungan dari masyarakat agar pihaknya dapat mengungkap kasus dugaan bunuh diri yang melibatkan empat orang korban berinisial EA (50 tahun) sebagai kepala rumah tangga, AIL (52 tahun) sebagai istri, dan dua anak mereka berinisial JWA (13 tahun laki-laki) serta JL (15 tahun perempuan). Termasuk mengungkap keberadaan keempat korban selama dua tahun terakhir sebelum kembali ke apartemen dan melakukan aksi bunuh diri.

“Mohon maaf sebelumnya, mohon dukungan kepada pihak kepolisian untuk mengungkap yang tuntas dan terang peristiwa tersebut,” ucap Kompol Agus Ady Wijaya.

Sebelumnya, Kompol Agus Ady Wijaya menyebut keempat korban bunuh diri di Apartemen Teluk Intan Penjaringan, Jakarta Utara sudah dua tahun tidak menempati unit apartemennya. Mereka baru mendatangi kembali apartement miliknya pada hari Sabtu (9/3/2024) lalu dan langsung melakukan aksi bunuh diri dengan melompat dari lantai 22 apartemen tersebut. 

"Korban ini sudah lama tidak menempati salah satu tempat tinggalnya yang ada di apartemen ini, sudah dua tahun yang lalu. Baru ini kembali lagi ke apartemen ini dan langsung seperti ini (bunuh diri),” kata Agus Ady Wijaya.

Agus Ady Wijaya melanjutkan, sampai dengan saat ini pihak penyidik belum mengetahui alasan mereka tidak pernah menempati atau mengunjungi apartemennya dalam waktu yang lama. Kemudian hingga saat ini juga pihak penyidik masih terus melakukan penelusuran untuk memcari motif sebenarnya satu keluarga melakukan tindakan bunuh diri. Salah satunya dengan cara meminta keterangan kepada kerabat atau orang-orang dekat para korban.

“Kami akan coba hubungi orang terdekat dari korban untuk menelusuri motif kejadian ini,” tutur Ady Wijaya. 

Sementara menurut keterangan tetangga, korban kesulitan ekonomi. Korban bahkan sempat meminjam uang. 

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement