Rabu 13 Mar 2024 15:20 WIB

Pendapatan SIG Naik 6,2 Persen Jadi Rp 38,65 Triliun pada 2023

SIG mendapat peringkat kredit idAA+ Positif.

Red: Lida Puspaningtyas
Nathabumi menyediakan solusi penanganan limbah B3 maupun Non-B3 dan sampah berkelanjutan di Pabrik Narogong, Jawa Barat, Sabtu, (16/9/2023). PT Semen Indonesia (Persero) Tbk atau SIG, berkomitmen untuk mengawal upaya pelestarian ozon dengan mengoptimalkan pengoperasian fasilitas pemusnah Bahan Perusak Ozon (BPO) di Narogong Jawa Barat, yang merupakan fasilitas pertama di Asia Tenggara.
Foto: Dok Republika
Nathabumi menyediakan solusi penanganan limbah B3 maupun Non-B3 dan sampah berkelanjutan di Pabrik Narogong, Jawa Barat, Sabtu, (16/9/2023). PT Semen Indonesia (Persero) Tbk atau SIG, berkomitmen untuk mengawal upaya pelestarian ozon dengan mengoptimalkan pengoperasian fasilitas pemusnah Bahan Perusak Ozon (BPO) di Narogong Jawa Barat, yang merupakan fasilitas pertama di Asia Tenggara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Corporate Secretary PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) Vita Mahreyni menyatakan bahwa kinerja SIG mengalami pertumbuhan pada 2023 dengan pendapatan mencapai Rp 38,65 triliun atau meningkat 6,2 persen year-on-year (yoy), didukung oleh kenaikan volume penjualan.

“Seiring peningkatan pada volume penjualan, SIG berhasil membukukan kenaikan pendapatan sebesar 6,2 persen dari Rp36,38 triliun pada 2022 menjadi Rp 38,65 triliun pada 2023,” ujar Vita Mahreyni di Jakarta, Rabu (13/3/2024).

Baca Juga

Menurutnya, hal tersebut didorong oleh peningkatan penjualan semen curah domestik dan ekspor, masing-masing sebesar 17,3 persen dan 42 persen.

Ia menuturkan bahwa salah satu faktor pendorong peningkatan volume penjualan semen curah domestik adalah keterlibatan SIG dalam pembangunan berbagai Proyek Strategis Nasional (PSN), seperti IKN dan Jalan Tol Trans Sumatera.

Selain itu, walaupun terdampak kenaikan inflasi dan biaya yang dikeluarkan untuk bahan bakar, total keuntungan sebelum pajak yang didapatkan SIG pada 2023 meningkat menjadi Rp3,30 triliun.

Vita mengatakan bahwa hal tersebut dikarenakan pihaknya mampu menekan total biaya melalui berbagai inisiatif optimalisasi operasional, mengurangi utang berbunga, serta menurunkan beban keuangan perusahaan.

"Pada 2022, terdapat penurunan beban pajak tangguhan yang merupakan dampak restrukturisasi internal sehingga berkontribusi pada laba bersih yang lebih tinggi. Jika dampak penurunan beban pajak tangguhan tersebut dikeluarkan, pada 2023 SIG mencatatkan peningkatan laba bersih sebesar 5,9 persen dibandingkan 2022,” katanya.

Ia menyatakan bahwa likuiditas perseroan juga tetap terjaga dengan solvabilitas yang semakin baik berkat pengelolaan arus kas dan permodalan yang optimal.

Menurutnya, peningkatan ini mencerminkan posisi pasar perseroan yang kuat, fasilitas produksi dan logistik yang terdiversifikasi dengan baik, serta profil keuangan yang sehat.

SIG mendapat peringkat kredit idAA+ Positif dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) pada 2023, atau naik dari peringkat tahun sebelumnya yaitu idAA+ Stabil.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement