Rabu 13 Mar 2024 17:30 WIB

Puasa Ringankan Gejala Maag dan GERD, Mengapa Justru Ada yang Kumat di Awal Ramadhan?

Ibadah puasa membuat orang disiplin makan di waktu yang sama setiap hari.

Red: Reiny Dwinanda
Ilustrasi sakit maag kambuh. Konsumsi makanan penyebab maag dan GERD di waktu yang sama dalam jumlah yang banyak juga dapat memicu kekambuhan saat berbuka puasa.
Foto: Republika/Prayogi
Ilustrasi sakit maag kambuh. Konsumsi makanan penyebab maag dan GERD di waktu yang sama dalam jumlah yang banyak juga dapat memicu kekambuhan saat berbuka puasa.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mengapa sebagian orang kumat maag atau GERD-nya di awal Ramadhan? Padahal, bukti ilmiah menunjukkan menjalankan ibadah puasa justru dapat mengurangi keparahan dari maag atau GERD.

"Mungkin yang sering kali tercetus maag-nya adalah saat awal puasa karena yang tadinya makan tiga kali sehari jadi dua kali sehari, tapi setelah itu gejalanya malah akan mengalami perbaikan," kata dokter spesialis penyakit dalam, Muhammad Firhat Idrus, dalam diskusi kesehatan yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa (12/3/2024).

Baca Juga

Selain itu, konsumsi makanan penyebab maag dan GERD di waktu yang sama dalam jumlah yang banyak juga dapat memicu kekambuhan. Hal itu membuat lambung mendapatkan semua jenis pemicu asam lambung di waktu yang sama.

"Itu bisa jadi penyebab utamanya," kata konsultan gastro enterologi hepatologi dari RS Cipto Mangunkusumo ini.

Dokter Firhat mengatakan puasa mendisiplinkan seseorang untuk makan secara teratur di jam yang sama, yakni saat buka puasa dan makan sahur. Hal itu justru memperbaiki gejala maag atau GERD.

Dengan pola makan yang teratur, maka asam akan keluar dari lambung di jam yang tepat dengan asupan makanan yang cukup sehingga tidak menyebabkan nyeri atau rasa tidak nyaman. Lalu, makanan apa saja yang dapat memicu kambuhnya maag alias dispepsia maupun gastroesophageal reflux disease (GERD)?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement