REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG-----Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat (Jabar) melaporkan sejumlah kerusakan akibat banjir rob yang menerjang pesisir Pantai Garut dan Pantai Sukabumi, Selasa (13/3/2024) kemarin. Kerusakan terjadi di Pantai Rancabuaya dan di Pantai Ujunggenteng Sukabumi.
BPBD Jabar melaporkan 250 unit perahu nelayan mengalami kerusakan. Sedangkan di Sukabumi, tujuh kapal ikan nelayan rusak berat, tujuh rumah mengalami kerusakan ringan. Dua unit rumah warga rusak, 100 rumah warga mengalami kerusakan berat. Empat warung mengalami rusak ringan, tujuh kapal ikan nelayan rusak berat, dan lima rumah rusak ringan.
Selain itu terdapat 180 orang terdampak di antaranya satu orang warga mengalami luka ringan. Mereka mengungsi ke rumah kerabat masing-masing. "BPBD mengimbau berhati-hati apabila terjadi banjir rob," ujar Pranata Humas Ahli BPBD Jabar Hadi Rahmat saat dikonfirmasi, Rabu (13/3/2024).
Hadi melanjutkan sejumlah masyarakat, petugas dan relawan telah melakukan evakuasi material bangunan yang mengalami kerusakan.
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat di pesisir Jawa Barat untuk mewaspadai gelombang tinggi sejak tanggal Selasa (12/3/2024) hingga Rabu (13/2/2024). Potensi gelombang tinggi mencapai 4 meter.
Kepala BMKG Bandung Teguh Rahayu mengatakan kondisi angin di wilayah Indonesia bagian utara bergerak dari arah utara ke timur dengan kecepatan angin berkisar 4 hingg 25 knot. Sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan bergerak dari barat ke barat laut dengan kecepatan 6-35 knot.
Ia mengatakan kecepatan angin terpantau terjadi di perairan barat Lampung, Selat Sunda, Perairan Selatan Banten dan Jawa Barat. Selain itu, Samudera Hindia Selatan Jawa, perairan barat Sulawesi Selatan, Samudera Hindia NTT, perairan utara Flores dan Laut Arafuru.
"Tinggi gelombang 2,5 sampai 4 meter berpotensi terjadi di perairan selatan Sukabumi, Cianjur, Garut, Tasikmalaya dan Pangandaran. Samudera Hindia Selatan Sukabumi, Cianjur, Garut, Tasikmalaya, Pangandaran," ucap dia, Rabu (13/3/2024).
Dengan kondisi tersebut, ia mengimbau perahu nelayan, perahu tongkang, kapal ferry dan kapal berukuran besar untuk waspada gelombang tinggi. "Dimohon kepada masyarakat yang tinggal di pesisir agar selalu waspada" katanya.