REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON---Pemkot Cirebon mewaspadai tingginya harga telur dan daging ayam yang naik di pasaran di awal bulan puasa ini. Intervensi terhadap harga bahan pangan pun diintensifkan selama Ramadhan hingga jelang lebaran.
‘’Di Kota Cirebon yang perlu diwaspadai adalah daging ayam dan telur ayam, yang di awal puasa ini mulai naik,’’ ujar Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKPPP) Kota Cirebon, Elmi Masruroh, Rabu (13/3/2024).
Menurut Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKPPP) Kota Cirebon, Elmi Masruroh, harga telur ayam saat ini mencapai Rp 33 ribu per kilogram. Sedangkan harga daging ayam, di kisaran Rp 36 ribu per kilogram.
Meski kedua komoditas itu tidak memiliki harga eceran tertinggi (HET), namun Elmi mengakui saat ini harganya lebih tinggi dibandingkan harga normalnya. Biasanya, untuk telur ayam hanya di kisaran Rp 23 ribu per kilogram dan daging ayam Rp 29 ribu – Rp 30 ribu per kilogram.
Elmi mengatakan, untuk mengintervensi harga bahan pangan, instansinya akan menggelar tiga kali kegiatan Gerakan Pangan Murah (GPM) selama Ramadhan. Yakni, pada 24 Maret, 27 Maret dan 4 April. Dalam GPM, akan disediakan berbagai kebutuhan pokok masyarakat. Termasuk telur dan daging ayam. ‘’Melihat tren kenaikan harganya, maka daging ayam dan telur ayam akan kami perbanyak,’’ kata Elmi.
Elmi mengatakan, tak hanya GPM yang diadakan oleh instansi yang dipimpinnya, kegiatan serupa juga akan dilakukan oleh dinas terkait lainnya. Yakni, dengan mengadakan Mall Klemprakan. ‘’Jadi akan diintervensi dari banyak sisi untuk pangan,’’ kata Elmi.
Elmi menambahkan, meski harga bahan pokok di Kota Cirebon mengalami kenaikan, namun dari sisi stok aman bahkan surplus. Pasalnya, Kota Cirebon memiliki dua pasar induk, yakni Pasar Jagasatru dan Pasar Pagi. ‘’Termasuk beras juga surplus,’’ kata Elmi.
Elmi menyebutkan, untuk beras medium, harganya kini sudah di angka Rp 14 ribu per kilogram. Sedangkan untuk beras premium di retail-retail modern, stoknya pun sudah mulai tersedia lagi.