Kamis 14 Mar 2024 15:28 WIB

Pabrik Minyak Makan Merah yang Dikelola Koperasi Diresmikan

Hilirisasi kelapa sawit menjadi minyak makan merah oleh koperasi.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Lida Puspaningtyas
Pabrik Minyak Makan Merah Pagar Merbau, di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara (Sumut), yang dikelola koperasi sebagai bentuk inisiatif Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) melalui kemitraan antara Koperasi Pujakesuma dengan PT PTPN II diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kamis (14/3/2024).
Foto: dok Kemenkop UKM
Pabrik Minyak Makan Merah Pagar Merbau, di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara (Sumut), yang dikelola koperasi sebagai bentuk inisiatif Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) melalui kemitraan antara Koperasi Pujakesuma dengan PT PTPN II diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kamis (14/3/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pabrik Minyak Makan Merah Pagar Merbau, di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara (Sumut) diresmikan oleh Presiden Joko Widodo. Pabrik itu dikelola koperasi sebagai inisiatif Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop) melalui kemitraan antara Koperasi Pujakesuma dengan PT PTPN II.

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, Pabrik Minyak Makan Merah Pagar Merbau itu menjadi pabrik pertama di Indonesia yang memproduksi minyak makan merah. Itu juga merupakan satu dari tiga pilot project Minyak Makan Merah yang bekerja sama dengan PTPN.

Baca Juga

“Selain tiga pilot project tersebut, saat ini kami juga sedang menyiapkan Skema Mandiri dari Koperasi Petani Sawit Rakyat di sejumlah lokasi, seperti di Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan, Kabupaten Pelalawan, Riau, Kabupaten Sekadau, Kalimantan Barat, serta provinsi lainnya. Itu untuk mereplikasi Pabrik Minyak Makan Merah di Pagar Merbau ini,” ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (14/3/2024).

Ia berharap, ke depan setiap 1.000 hektare perkebunan sawit yang dikelola oleh koperasi harus dilengkapi dengan pabrik minyak makan merah sebagai infrastruktur pelengkapnya. Hal tersebut sesuai arahan Presiden Jokowi.

Dijelaskan, hilirisasi kelapa sawit menjadi minyak makan merah oleh koperasi bertujuan memastikan agar petani semakin sejahtera, memastikan keberlanjutan pasokan minyak goreng sehat dengan harga terjangkau untuk masyarakat,” katanya.

Teten mengungkapkan, saat ini lebih dari 40 persen lahan perkebunan sawit di Indonesia dimiliki dan dikelola oleh petani swadaya. Hanya saja, ia menyayangkan, berpuluh-puluh tahun petani sawit dihadapkan dengan persoalan harga Tandan Buah Segar (TBS) yang naik turun dan penuh ketidakpastian.

“Pada sisi lain, kita juga menghadapi pasokan dan harga minyak goreng di pasar yang juga sangat dinamis. Bahkan, pernah pada satu waktu langka di pasaran dengan harga melambung tinggi,” jelas dia.

Minyak makan merah diyakini mampu menjadi alternatif minyak goreng sehat, karena mengandung senyawa alami kelapa sawit dengan harga yang terjangkau untuk masyarakat Indonesia. Bahkan minyak makan merah juga dapat digunakan mengatasi stunting.

Presiden Jokowi mengatakan, Indonesia sebagai negara penghasil sawit terbesar di dunia dengan luas lahan 15,34 juta hektar. Sebanyak 40,5 persen atau sekitar 6,2 juta ha merupakan milik dan dikelola oleh petani rakyat harus bisa memberi nilai tambah lebih bagi petani, agar tidak hanya memanfaatkan penjualan TBS.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
لَا تَجِدُ قَوْمًا يُّؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ يُوَاۤدُّوْنَ مَنْ حَاۤدَّ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ وَلَوْ كَانُوْٓا اٰبَاۤءَهُمْ اَوْ اَبْنَاۤءَهُمْ اَوْ اِخْوَانَهُمْ اَوْ عَشِيْرَتَهُمْۗ اُولٰۤىِٕكَ كَتَبَ فِيْ قُلُوْبِهِمُ الْاِيْمَانَ وَاَيَّدَهُمْ بِرُوْحٍ مِّنْهُ ۗوَيُدْخِلُهُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُ خٰلِدِيْنَ فِيْهَاۗ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُمْ وَرَضُوْا عَنْهُۗ اُولٰۤىِٕكَ حِزْبُ اللّٰهِ ۗ اَلَآ اِنَّ حِزْبَ اللّٰهِ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ ࣖ
Engkau (Muhammad) tidak akan mendapatkan suatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapaknya, anaknya, saudaranya atau keluarganya. Mereka itulah orang-orang yang dalam hatinya telah ditanamkan Allah keimanan dan Allah telah menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang dari Dia. Lalu dimasukkan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah rida terhadap mereka dan mereka pun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. Merekalah golongan Allah. Ingatlah, sesungguhnya golongan Allah itulah yang beruntung.

(QS. Al-Mujadalah ayat 22)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement