Kamis 14 Mar 2024 23:38 WIB

Bupati Demak Persilakan Sekolah Kebanjiran Bisa Lakukan Pembelajaran Daring

Sejumlah sekolah di Demak tak bisa pembelajaran tatap muka karena terdampak banjir.

Foto udara sejumlah kendaraan melewati banjir yang merendam jalur pantura di Jalan Kaligawe Raya, Semarang, Jawa Tengah, Rabu (13/3/2024). Intensitas hujan yang tinggi dan meluapnya air sungai di sekitar ruas jalan di kawasan itu mengakibatkan banjir dengan ketinggian 40 cm - 1,5 meter sehingga menyebabkan lalu lintas dari Kota Semarang menuju Kabupaten Demak maupun sebaliknya terganggu.
Foto: ANTARA FOTO/Makna Zaezar
Foto udara sejumlah kendaraan melewati banjir yang merendam jalur pantura di Jalan Kaligawe Raya, Semarang, Jawa Tengah, Rabu (13/3/2024). Intensitas hujan yang tinggi dan meluapnya air sungai di sekitar ruas jalan di kawasan itu mengakibatkan banjir dengan ketinggian 40 cm - 1,5 meter sehingga menyebabkan lalu lintas dari Kota Semarang menuju Kabupaten Demak maupun sebaliknya terganggu.

REPUBLIKA.CO.ID, DEMAK--Bupati Demak Eisti'anah memersilakan sekolah di Kabupaten Demak Jawa Tengah yang terdampak banjir untuk menggelar pembelajaran secara daring. Hal ini menyusul dampak curah hujan tinggi mengakibatkan beberapa desa tergenang banjir.

"Sekolahnya mungkin tidak kebanjiran, tetapi akses jalan menuju sekolah ternyata tergenang banjir sehingga siswa tidak bisa masuk ke sekolah," katanya saat membuka Pesantren Ramadhan di SMP Negeri 2 Karanganyar Demak, Kamis (14/3/2024).

Baca Juga

Karena itu, katanya, sekolah jika tidak bisa melakukan pembelajaran secara tatap muka, bisa dilakukan secara daring. Berdasarkan prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), hujan akan berlangsung hingga akhir Maret 2024. Sedangkan informasi terjadi genangan mulai dari Mranggen, Karangtengah, Kebonagung, hingga Dempet.

Kepala Dinas Pendidikan dan kebudayaan Kabupaten Demak Haris Wahyudi Ridwan menambahkan, pihaknya sudah melaporkan ke bupati bahwa ada beberapa sekolah yang terdampak banjir. "Ketika kondisinya tidak memungkinkan menggelar proses belajar mengajar secara tatap muka, maka bisa dilakukan secara daring," katanya.

Berdasarkan laporan, katanya, memang ada sekolah yang halamannya tergenang banjir, sehingga tidak memungkinkan digelar pembelajaran tatap muka. Di antaranya, sekolah di Kalisari serta SMP Dempet.

Jika siswanya juga terdampak banjir atau dalam kondisi darurat karena harus mengungsi, sehingga tidak memungkinkan menggelar proses belajar mengajar secara tatap muka ataupun daring, maka siswa bisa belajar bersama orang tuanya.

Kepala SMP Negeri 2 Karanganyar Maskun mengakui pihaknya siap menggelar pembelajaran secara daring ataupun secara hibrida. Yakni tatap muka dan daring untuk siswa yang tidak bisa ke sekolah. Karena, katanya, akses jalan menuju sekolah memang tergenang banjir, sehingga memungkinkan siswa tidak bisa ke sekolah.

Hal senada juga diungkapkan Kepala SD Negeri 01 Wonorejo Daryono yang mengakui pada Kamis (14/3/2024) siswanya terpaksa diliburkan, karena halaman sekolahnya juga kebanjiran. "Tentunya tidak memungkinkan digelar proses belajar mengajar," katanya.

Kalaupun genangan banjir belum juga surut dalam waktu dekat, maka pihaknya juga akan menggelar pembelajaran secara daring.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement