REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Islam adalah agama yang mudah dan mengajarkan agar senantiasa menempuh jalan kemudahan, dibanding kesulitan.
Nabi Muhammad SAW meminta umat Islam untuk mengikuti ajaran dan ritual agama, bukan untuk menjadi orang fanatik yang berlebihan. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW, antara lain sebagai berikut:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ الدِّينَ يُسْرٌ وَلَنْ يُشَادَّ الدِّينَ أَحَدٌ إِلَّا غَلَبَهُ فَسَدِّدُوا وَقَارِبُوا وَأَبْشِرُوا وَاسْتَعِينُوا بِالْغَدْوَةِ وَالرَّوْحَةِ وَشَيْءٍ مِنْ الدُّلْجَةِ
Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, Nabi Muhammad SAW bersabda, "Sungguh agama itu mudah. Tidaklah seseorang mempersulit agama kecuali dia akan dikalahkan (menjadi semakin berat dan sulit). Maka bersikap luruslah, mendekatlah (kepada yang benar), dan berilah kabar gembira, serta carilah pertolongan pada (waktu) Al Ghadwah (awal pagi) dan Ar Rowhah (setelah Zhuhur), dan sesuatu dari Ad Duljah (sebagian waktu malam)." (HR Bukhari dari Abu Hurairah RA)
Dari hadits tersebut, beliau SAW meminta umat Islam untuk menjalankan ketentuan agama secara moderat, dan tanpa membebani mereka. Namun seorang Muslim juga dilarang lalai.
Nabi SAW menjelaskan dampak buruk dari perbuatan yang berlebih-lebihan (fanatik) dan lalai. Dua hal inilah yang bisa merugikan umat Islam. Maka, pahami saat mengambil pilihan dan terus mengevaluasinya agar tidak melakukan perbuatan yang ekstrem.
Dalam hadits itu, beliau SAW menetapkan prinsip besar yakni agama itu mudah. Mudah dalam berkeyakinan, berakhlak, beramal, dan meninggalkan sesuatu.
Beliau SAW berpesan kepada umatnya untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, menguatkan jiwa dengan kabar gembira, dan tidak berputus asa. Berbuat dengan niat dan bersikap moderat dalam beribadah, agar tidak lalai dalam menjalankan apa yang diperintahkan, dan tidak menanggung apa yang tidak mampu ditanggungnya.
Tanpa berlebihan dan kelalaian. Jika seorang Muslim tidak mampu mengerjakan secara sempurna, maka kerjakanlah yang mendekatinya (mendekati sempurna).
Hadits itu juga menyebut ihwal Al Ghadwah, Ar Rowhah, dan Ad Duljah. Tiga ini adalah waktu beramal untuk mencapai ridha Allah SWT. Al Ghadwah adalah permulaan hari atau waktu fajar, Ar Rowhah adalah tengah hari hingga senja, dan Ad Duljah adalah sebagian waktu malam.
Hal yang perlu menjadi perhatian dari hadits tersebut, yaitu Nabi SAW menyebut "Asy Syai' min Ad Duljah", dan bukan "Ad Duljah". Ini artinya, perintah Nabi SAW yakni bukan untuk beramal sepanjang malam, tetapi hanya sebagian malam saja.
Dunia ini sejatinya ialah tempat peralihan menuju akhirat. Karena itu, sepatutnya setiap Muslim memanfaatkan waktu-waktu tersebut dengan sebaik-baiknya.