Kamis 14 Mar 2024 23:28 WIB

Kemenkes Gandeng Tanoto Foundation Digitalisasi Sistem Pembelajaran Kader Posyandu

Menkes berharap implementasi LMS dapat dilakukan secara nasional

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.
Foto: Republika/Bayu Adji P
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bersama Tanoto Foundation tengah mengembangkan modul pembelajaran digital yang bertujuan meningkatkan kapasitas 1,5 juta kader posyandu dalam menguasai 25 kompetensi dasar. Kompetensi itu mulai dari kemampuan menjelaskan penggunaan buku KIA untuk orang tua balita hingga kemampuan menerapkan komunikasi antarpribadi.

“Saya harap implementasi learning management system (LMS) dapat segera dilakukan secara nasional, sehingga para kader memiliki 25 keterampilan atau kompetensi dasar,” kata Menkes Budi Gunadi Sadikin dalam siaran pers, Kamis (14/3/2024).

Dia juga mengatakan, peran aktif berbagai pihak pun sangat dibutuhkan untuk mendukung terlaksananya pelayanan posyandu yang lebih baik, sehingga manfaatnya dapat lebih maksimal, khususnya bagi kesehatan ibu dan anak (KIA).

Dalam kolaborasi dengan Kemenkes, Tanoto Foundation juga turut mendukung percepatan transformasi digital kesehatan, khususnya dalam percepatan perbaikan Master Data Index untuk memungkinkan terjadinya integrasi lintas sistem dan aplikasi.

Integrasi dengan sistem Aplikasi Sehat IndonesiaKu (ASIK) dilakukan untuk mencatat hasil pelayanan kesehatan dan memonitor data perkembangan pasien atau peserta program di semua unit kesehatan layanan primer seperti puskesmas, puskesmas pembantu, posyandu dengan platform Satusehat.

Integrasi itu bertujuan memastikan pelayanan yang semakin tepat sasaran, terutama dalam upaya pencegahan stunting dan peningkatan kesehatan ibu dan anak. “Saat ini, semua 78 modul pelatihan kader posyandu sudah dimasukkan ke platform Plataran Sehat, yaitu sistem manajemen pembelajaran (LMS) yang dimiliki oleh Kemenkes,” tutur Country Head Tanoto Foundation Indonesia Inge Kusuma.

Dia menjelaskan, uji coba pelatihan dan penggunaan modul digital oleh kader posyandu sedang dijalankan di tiga kabupaten yang tersebar di Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Jawa Barat. Sementara itu, percepatan transformasi digital kesehatan nasional melalui platform Satusehat sangat penting untuk memastikan sistem manajemen data kesehatan nasional menjadi lebih komprehensif dan berkelanjutan.

“Kami juga mendukung pembuatan sistem executive dashboard untuk melakukan pemantauan dan evaluasi yang akan memudahkan dalam melakukan analisis yang komprehensif, pengambilan keputusan dan pembuatan kebijakan di sektor kesehatan,” kata dia.

Menurut Inge, kombinasi dari data yang akurat dan intervensi yang didukung teknologi, akan membantu proses deteksi dini faktor-faktor risiko stunting. Sehingga, kata dia, memungkinkan dilakukannya intervensi sedini mungkin untuk meningkatkan capaian jangka panjang kesehatan.

Soal dukungan pendanaan dalam kolaborasi dengan Kemenkes, secara total Tanoto Foundation telah mengalokasikan dana Rp 16 miliar untuk pengembangan modul pembelajaran digital bagi kader posyandu, dan pengembangan sistem Satuseaht.

Selain itu, Tanoto Foundation bersama APRIL Group juga memberi dukungan penyediaan alat-alat kesehatan serta pelatihan tenaga kesehatan di 29 puskesmas di provinsi Riau.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement