Jumat 15 Mar 2024 00:18 WIB

Masa Pakai Baterai Mobil Listrik Diperpanjang

Kapasitas baterai masih 80 persen setelah 12 tahun.

Seorang wanita duduk di dekat mobil sport NIO EP9 di NIO House, ruang pamer pabrikan kendaraan listrik pintar premiumChina NIO Inc. di Berlin, Jerman 17 Agustus 2023. Nio bekerja sama dengan CATL untuk mengembangkan baterai yang tahan lebih lama.
Foto: REUTERS
Seorang wanita duduk di dekat mobil sport NIO EP9 di NIO House, ruang pamer pabrikan kendaraan listrik pintar premiumChina NIO Inc. di Berlin, Jerman 17 Agustus 2023. Nio bekerja sama dengan CATL untuk mengembangkan baterai yang tahan lebih lama.

REPUBLIKA.CO.ID,BEIJING-Pembuat kendaraan listrik China Nio pada Kamis (14/3/2024) menandatangani perjanjian kemitraan dengan raksasa baterai CATL untuk mengembangkan baterai yang tahan lebih lama sebagai bagian dari upaya untuk menurunkan biaya mobil listrik (EV) secara keseluruhan.

“Kemitraan ini akan memanfaatkan teknologi dari kedua perusahaan yang berupaya menurunkan apa yang disebut biaya "siklus hidup penuh" baterai - yang merupakan kunci biaya operasional ribuan stasiun penukaran dan pengisian baterai Nio,” kata William Li, pendiri dan CEO Nio, kepada wartawan di Beijing.

Baca Juga

“Salah satu masalah terpenting yang pada dasarnya belum terselesaikan atau menarik perhatian luas adalah masa pakai baterai,” kata Li.

Menurutnya ini bukan hanya masalah yang perlu dipecahkan oleh Nio, tapi masalah yang harus diselesaikan oleh seluruh industri.

Garansi biasanya mencakup baterai kendaraan listrik selama delapan tahun. “Antara tahun 2025 dan 2032, hampir 20 juta garansi baterai kendaraan listrik di China akan habis masa berlakunya,” kata Li, merujuk pada masa pakai baterai yang lebih pendek dibandingkan mobil dan biaya penggantian paket daya.

Bos Nio mengatakan pihaknya telah memperpanjang umur baterai yang dapat ditukar melalui upaya penelitiannya, mempertahankan 80 persen kapasitasnya setelah dua belas tahun.

Perusahaan juga mengumumkan pemotongan hingga 33 persen dalam biaya sewa bulanan baterai bagi pengguna Nio dalam skema sewa baterai, yang berfungsi untuk menurunkan biaya pembelian kendaraan listrik sebanyak 128.000 yuam (18.000 dolar AS).

Setelah menerima lebih dari 3 miliar dolar AS dari investor Abu Dhabi, CYVN Holdings tahun lalu, Nio berupaya untuk memperoleh keuntungan lebih cepat dengan memangkas tenaga kerjanya dan menunda investasi jangka panjang untuk meningkatkan efisiensi.

Namun perusahaan tersebut mengatakan bahwa mereka masih akan terus berinvestasi dalam pengembangan teknologi inti seperti baterai. Perusahaan telah mengomersialkan baterai semi-solid-state berkapasitas 150 kilowatt hour (kWh) untuk kendaraan listriknya, yang diproduksi oleh Beijing Welion New Energy, yang jangkauan hingga 1.000 km (620 mil).

Nio juga telah banyak berinvestasi dalam infrastruktur untuk pengisian dan pertukaran baterai. Saat ini Nio memiliki 2.382 stasiun pertukaran dan 21.652 stasiun pengisian umum. Menurut Li, bisnis pengisian daya telah menmberikeuntungan bagi Nio namun masih merugi dalam pertukaran baterai.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement