REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Militer Amerika Serikat menjatuhkan bantuan kemanusiaan kesembilan pada Rabu ke Gaza utara, guna memberikan bantuan kepada warga sipil yang terkena dampak konflik dengan Israel.
“Operasi gabungan tersebut mencakup dua pesawat C-130 dan satu pesawat C-17 Globlemaster III Angkatan Udara Amerika Serikat, dan Prajurit Angkatan Darat Amerika Serikat spesialis dalam pengiriman pasokan bantuan kemanusiaan Amerika Serikat melalui udara,” demikian cuitan Komando Pusat Amerika Serikat , yang mencakup wilayah Timur Tengah, di media sosial X.
C-17 dan C-130 menjatuhkan lebih dari 35.712 paket makanan dan 28.800 botol air di Gaza utara, demikian tambahnya.
Ini adalah pertama kalinya pesawat C-17 digunakan untuk mengirimkan bantuan sejak pengiriman bantuan dimulai pada 2 Maret, menurut pernyataan tersebut.
Pernyataan tersebut juga menyebutkan pengiriman bantuan kemanusiaan dari Departemen Pertahanan berkontribusi pada upaya Amerika Serikat dan pemerintah negara mitra untuk meringankan penderitaan manusia.
"Pengiriman melalui udara ini adalah bagian dari upaya berkelanjutan, dan kami terus merencanakan pengiriman lanjutan melalui udara,” tambahnya.
Kantor Kementerian Pertahanan Amerika Serikat Pentagon pada Selasa mengumumkan bahwa empat kapal Angkatan Darat Amerika Serikat berangkat dari pangkalan militer di negara bagian Virginia dengan membawa tentara dan peralatan untuk membangun pelabuhan sementara guna pengiriman bantuan kemanusiaan di pantai Gaza.
Mayor Jendral Pat Ryder mengatakan dermaga tersebut diharapkan dapat beroperasi penuh dalam 60 hari, yang akan mampu memfasilitasi pengiriman hingga dua juta makanan setiap hari.
Israel melancarkan serangan balasan ke Gaza sejak serangan lintas batas yang dilakukan Hamas pada 7 Oktober.
Serangan tersebut telah menewaskan hampir 31.200 warga Palestina dan melukai lebih dari 72.900 lainnya di tengah kehancuran massal dan kelangkaan kebutuhan pokok.
Israel juga memberlakukan blokade yang melumpuhkan di daerah kantong Palestina tersebut, menyebabkan penduduknya, terutama warga Gaza utara, berada di ambang kelaparan.
Perang Israel telah memaksa 85 persen penduduk Gaza menjadi pengungsi di tengah blokade terhadap sebagian besar makanan, air bersih dan obat-obatan, sementara 60 persen infrastruktur daerah kantong itu telah rusak atau hancur, menurut PBB.
Israel dituding melakukan genosida di Mahkamah Internasional. Putusan sementaranya pada Januari memerintahkan Tel Aviv untuk menghentikan aksi genosida dan mengambil langkah untuk memastikan bahwa bantuan kemanusiaan disalurkan kepada warga sipil di Gaza.