Jumat 15 Mar 2024 09:50 WIB

IHSG Dibuka Turun Ikuti Pelemahan Bursa Global

IHSG dibuka melemah 24,64 poin atau 0,33 persen ke posisi 7.408,66.

Pekerja berada di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Foto: Republika/Prayogi
Pekerja berada di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat (15/3/2024) pagi bergerak turun mengikuti pelemahan bursa saham kawasan Asia dan global. IHSG dibuka melemah 24,64 poin atau 0,33 persen ke posisi 7.408,66. Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 turun 5,39 poin atau 0,53 persen ke posisi 1.006,20.

“IHSG hari ini (15/3) diprediksi bergerak mixed (variatif) dan melemah dalam range 7.380 sampai 7.450,” ujar Financial Expert Ajaib Sekuritas Ratih Mustikoningsih di Jakarta.

Baca Juga

Dari dalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) akan melaporkan data neraca perdagangan Indonesia periode Februari 2024 pada hari ini, Jumat (15/03), yang diperkirakan surplus akan mencapai 2,05 miliar dolar Amerika Serikat (AS).

Surplus neraca perdagangan diproyeksikan tetap meningkat pada Februari 2024, meskipun ada lonjakan impor menjelang bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri.

Kemudian, penjualan ritel (retail sales) yang tercermin dalam Indeks Penjualan Riil (IPR) pada Januari 2024 tumbuh 1,1 persen year on year (yoy), atau lebih tinggi dari periode Desember 2023 sebesar 0,2 persen (yoy), yang ditopang oleh kelompok perlengkapan rumah tangga, serta kelompok suku cadang dan aksesori.

Secara bulanan, IPR terkontraksi minus 3,5 persen month to month (mtm) akibat normalisasi permintaan usai libur Natal dan Tahun Baru 2023, dimana penjualan ritel berpotensi meningkat pada April 2024 sejalan dengan perkiraan kenaikan harga saat Ramadhan dan libur Lebaran.

Dari mancanegara, penjualan ritel (retail sales) AS tumbuh 1,5 persen (yoy) pada Februari 2024, setelah pada bulan sebelumnya tercatat stagnan, dimana secara bulanan, penjualan ritel juga tumbuh 0,6 persen (mtm) dibandingkan Januari 2024 yang terkontraksi minus 1,1 persen (mtm) akibat melemahnya konsumsi.

Dari Asia, pelaku pasar khawatir terhadap krisis sektor properti yang kembali dialami China, di mana potensi gagal bayar (default) Vanke mengikuti jejak perusahaan properti besar lainnya seperti Evergrande dan Country Garden.

Pemerintah China melaporkan terdapat 12 bank besar akan memberi pinjaman sindikasi senilai 11,2 miliar dolar AS kepada Vanke untuk melunasi utang jatuh temponya.

Sementara itu, bursa Wall Street kompak anjlok pada perdagangan kemarin setelah pasar kecewa dengan data Indeks Harga Pordusen (PPI) Februari. Indeks Dow Jones Industrial Average atau DJIA ditutup melemah 0,35 persen atau 137,66 poin ke 38.905,66. Indeks Nasdaq melandai 0,3 persen atau 49.24 poin ke 16.128,53 sementara indeks S&P menyusut 0,29 persen atau 14,83 persen ke 5.150,48.

Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain, indeks Nikkei melemah 71,29 poin atau 0,18 persen ke 38.736,10, indeks Hang Seng melemah 213,83 poin atau 1,26 persen ke 16.747,82, indeks Shanghai melemah 4,61 poin atau 0,15 persen ke 3.033,61, dan indeks Straits Times melemah 12,93 poin atau 0,41 persen ke 3.173,45.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement