Jumat 15 Mar 2024 09:58 WIB

Pemangkasan Suku Bunga AS Diragukan, Rupiah Melemah

Rupiah dibuka tergelincir 45 poin atau 0,29 persen menjadi Rp 15.625 per dolar AS.

Petugas menunjukan uang dolar AS di tempat penukaran valuta asing.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Petugas menunjukan uang dolar AS di tempat penukaran valuta asing.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS turun menjelang awal pekan akibat keraguan pasar terhadap prospek pemangkasan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS). Pada awal perdagangan Jumat (15/3/2024) pagi, rupiah dibuka tergelincir 45 poin atau 0,29 persen menjadi Rp 15.625 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp 15.580 per dolar AS.

"Pelemahan rupiah ini sejalan dengan tren penguatan dolar AS saat ini. Hal tersebut akibat keragu-raguan pasar terhadap prospek pemangkasan suku bunga Amerika dalam waktu dekat masih abu-abu," kata analis Finex Brahmantya Himawan di Jakarta.

Baca Juga

Ia menuturkan prospek pemangkasan suku bunga AS dalam waktu dekat masih abu-abu karena data inflasi konsumen (CPI) dan data inflasi produsen (PPI) naik melebihi dari perkiraan pasar. Selain itu, angka klaim pengangguran AS yang lebih rendah dari ekspektasi pasar selanjutnya memberi sentimen positif pada mata uang dolar AS.

Data aktual Consumer Price Index (CPI) AS tahunan naik 3,2 persen lebih dari perkiraan pasar 3,1 persen yang telah dirilis 12 Maret 2024. Data aktual Produsen Price Index (PPI) AS naik menjadi 0,6 persen lebih dari perkiraan yang hanya 0,3 persen dan periode sebelumnya 0,3 persen.

Kemudian, angka klaim pengangguran (Unemployment Claims) AS turun menjadi 209 ribu dari perkiraan 218 ribu dan periode sebelumnya 210 ribu yang selanjutnya memberi sentimen positif terhadap mata uang dolar AS.

Brahmantya memprediksi rupiah hari ini akan bergerak di kisaran Rp 15.560 per dolar AS sampai dengan Rp 15.700 per dolar AS.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement