Jumat 15 Mar 2024 17:00 WIB

Menkop UKM Sebut Minyak Makan Merah Sehat

Teten harap setiap 1.000 ha kebun sawit dilengkapi pabrik minyak makan merah.

Red: Fuji Pratiwi
Pabrik Minyak Makan Merah Pagar Merbau, di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara (Sumut), yang dikelola koperasi sebagai bentuk inisiatif Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) melalui kemitraan antara Koperasi Pujakesuma dengan PT PTPN II diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kamis (14/3/2024).
Foto: dok Kemenkop UKM
Pabrik Minyak Makan Merah Pagar Merbau, di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara (Sumut), yang dikelola koperasi sebagai bentuk inisiatif Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) melalui kemitraan antara Koperasi Pujakesuma dengan PT PTPN II diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kamis (14/3/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, minyak makan merah dapat menjadi alternatif minyak goreng sehat karena mengandung senyawa alami sawit, tetapi dengan harga yang terjangkau.

Pabrik minyak makan merah di Kabupaten Deli Serdang, Sumatra Utara, yang dikelola koperasi sebagai bentuk inisiatif Kementerian Koperasi dan UKM melalui kemitraan antara Koperasi Pujakesuma dengan PT PTPN II, diresmikan Presiden Joko Widodo pada Kamis (14/3/2024).

Baca Juga

Teten mengatakan, pabrik minyak makan merah di Sumatra Utara ini menjadi pabrik pertama di Indonesia yang memproduksi produk baru minyak makan merah. Saat ini lebih dari 40 persen lahan perkebunan sawit di Indonesia dimiliki dan dikelola oleh petani swadaya.

Namun, ia menyayangkan, berpuluh-puluh tahun petani sawit dihadapkan dengan persoalan harga tandan buah segar (TBS) yang naik turun dan penuh ketidakpastian.

"Pada sisi lain, kita juga menghadapi pasokan dan harga minyak goreng di pasar yang juga sangat dinamis. Bahkan, pernah pada satu waktu langka di pasaran dengan harga melambung tinggi," ujar Teten dalam siaran pers.

Ia berharap ke depan setiap 1.000 hektare perkebunan sawit yang dikelola oleh koperasi dilengkapi dengan pabrik minyak makan merah sebagai infrastruktur pelengkapnya. "Hilirisasi sawit menjadi minyak makan merah oleh koperasi bertujuan untuk memastikan agar petani semakin sejahtera, memastikan keberlanjutan pasokan minyak goreng sehat dengan harga terjangkau untuk masyarakat," ungkap Teten.

Teten menyebut pabrik minyak makan merah di Sumut merupakan salah satu dari tiga proyek percontohan (pilot project) minyak makan merah yang bekerja sama dengan PTPN.

Kemenkop UKM saat ini juga sedang menyiapkan skema mandiri dari koperasi petani sawit rakyat di sejumlah lokasi. Seperti di Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan; Kabupaten Pelalawan, Riau; Kabupaten Sekadau, Kalimantan Barat; serta provinsi lainnya untuk mereplikasi pabrik minyak makan merah di Sumut.

Minyak makan merah atau refined palm oil, merupakan produk dari CPO yang setelah proses penyulingan tidak dilanjutkan ke proses-proses selanjutnya. Minyak ini memiliki karakteristik warna terang mencolok dan aroma yang kuat.

Warna mencolok dari minyak makan merah berasal dari sawit yang memang berwarna merah tua. Karena selama proses produksi, minyak makan merah tidak melalui proses penyulingan seperti minyak goreng sawit biasa.

Menurut Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS), sebagaimana dikutip laman Kementerian Pertanian, minyak makan merah masih mempertahankan kandungan senyawa fitonutrien. Kandungan tersebut, meliputi karoten sebagai sumber vitamin A, tokoferol dan tokotrienol sebagai vitamin E, dan squalene.

Untuk itu, minyak makan merah berpotensi digunakan sebagai pangan fungsional. Salah satunya sebagai salah satu bahan pangan yang anti-stunting.

Asam oleat dan asam linoleat dalam kandungan minyak makan merah berfungsi untuk pembentukan dan perkembangan otak, transportasi dan metabolisme pada anak. Minyak makan merah juga sesuai digunakan untuk menumis bahan pangan, salad dressing, bahan baku margarin dan shortening.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement