Jumat 15 Mar 2024 19:00 WIB

Charoen Pokphand Indonesia Pasang PLTS untuk Transisi Energi

Energi surya PLTS ini kurangi 1.178 ton emisi karbon.

PLTS Atap (ilustrasi)
Foto: Dok Republika
PLTS Atap (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN), perusahaan di bidang industri perunggasan, memasang pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) untuk memulai langkah perusahaan bertransisi ke energi baru terbarukan (EBT).

Pemasangan PLTS tersebut dilakukan bekerja sama dengan pengembang energi surya SUN Energy.

Baca Juga

"Instalasi PLTS dengan skema kerja sama jangka panjang dengan SUN Energy ini, kami yakini dapat menjadi bagian dari solusi terhadap tantangan perubahan iklim global," kata General Manager Production Charoen Pokphand Indonesia Aditya Taufiq Wibowo di Jakarta, Jumat (15/3/2024).

PLTS tersebut dipasang di salah satu Plant PT Charoen Pokphand Indonesia - Food Division yang di Salatiga, Jawa Tengah, dengan kapasitas 1,5 MWp. Penggunaan energi surya tersebut diperkirakan mampu  menghasilkan 1.508.458 kWh listrik setiap tahun setara dengan pengurangan 1.178 ton emisi karbon dan penanaman 17.676 pohon.

Aditya mengatakan perusahaan meyakini inisiatif itu akan berdampak langsung pada upaya keberlanjutan Charoen Pokphand. Perusahaan memandang penting makna keberlanjutan agar mampu menyediakan lingkungan yang baik bagi generasi masa depan bangsa.

"Untuk itu kami berupaya untuk mewujudkan praktik bisnis yang ramah lingkungan," kata dia.

Sementara itu, Deputy CEO SUN Energy Dion Jefferson menjelaskan sistem PLTS mampu meningkatkan efisiensi energi di berbagai sektor, termasuk industri perunggasan. Charoen Pokphand merupakan perusahaan kedua di bidang perunggasan yang bekerja sama dengan SUN Energy dalam menerapkan PLTS.

Dion berharap instalasi sistem PLTS oleh Charoen Pokphand dapat menjadi acuan bagi perusahaan lain yang ingin menghasilkan listrik rendah emisi, sekaligus menawarkan penghematan biaya melalui skema rental yang ditawarkan oleh SUN Energy. "Langkah inovatif ini menegaskan komitmen CPIN terhadap keberlanjutan dan berkontribusi pada peralihan lebih luas menuju praktik energi bersih dalam lanskap industri Indonesia," ujar Dion.

 

sumber : ANTARA
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement