Jumat 15 Mar 2024 17:31 WIB

IHSG Nyungsep di Tengah Makin Menipisnya Surplus Neraca Dagang

IHSG ditutup melemah 105,26 poin atau 1,42 persen ke posisi 7.328,04.

Pekerja berada di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Foto: Republika/Prayogi
Pekerja berada di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat (15/3/2024) sore ditutup turun mengikuti pelemahan bursa saham kawasan Asia. IHSG ditutup melemah 105,26 poin atau 1,42 persen ke posisi 7.328,04. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 14,12 poin atau 1,40 persen ke posisi 997,46.

“Bursa regional Asia terkoreksi setelah rilisnya data Indeks Harga Produsen (IHP) Amerika Serikat (AS) periode Februari 2024 yang tercatat naik 0,6 persen month to month (mtm), setelah sebelumnya meningkat 0,3 persen (mtm) pada Januari, atau melebihi ekspektasi kenaikan 0,3 persen (mtm)," sebut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Jumat.

Baca Juga

Secara tahunan IHP melonjak 1,6 persen year on year (yoy), setelah sebelumnya meningkat 1,0 persen (yoy) pada Januari 2024, sehingga membuat pasar bertanya-tanya apakah The Fed mungkin menunggu lebih lama dari perkiraan untuk memangkas suku bunga acuannya.

Dari China, harga rumah baru pada Februari 2024 turun terbesar dalam 13 bulan terakhir, sementara People Bank of China (PBoC) mempertahankan suku bunga fasilitas pinjaman jangka menengah satu tahun tidak berubah pada 2,5 persen.

Dari dalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis surplus neraca perdagangan Indonesia periode Februari. Angka itu menyempit tajam menjadi 0,87 miliar dolar AS, dari sebelumnya tercatat sebesar 5,46 miliar dolar AS pada bulan yang sama tahun 2023, atau jauh di bawah perkiraan pasar yang sebesar 2,32 miliar dolar AS.

Ini merupakan surplus neraca perdagangan terkecil sejak Mei 2023 lalu, karena ekspor turun di tengah impor yang melonjak.

Dibuka melemah, IHSG betah di teritori negatif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih betah di zona merah hingga penutupan perdagangan saham.

Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, tiga sektor meningkat yaitu dipimpin sektor transportasi & logistik yang naik sebesar 1,47 persen diikuti sektor teknologi dan sektor kesehatan yang masing-masing naik 0,37 persen dan 0,08 persen.

Sedangkan delapan sektor terkoreksi di mana sektor keuangan turun paling dalam minus 1,96 persen, diikuti sektor barang baku dan sektor infrastruktur yang masing-masing minus 1,82 persen dan 0,95 persen.

Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu KICI, MITI, NIKL, IMJS dan TINS. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni CUAN, SMLE, IOTF, PTPS, dan UDNG.

Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.106.264 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 25,69 miliar lembar saham senilai Rp17,85 triliun. Sebanyak 226 saham naik, 312 saham menurun, dan 230 tidak bergerak nilainya.

Bursa saham regional Asia sore ini antara lain indeks Nikkei melemah 99,79 poin atau 0,26 persen ke 38.707,60, indeks Hang Seng melemah 240,76 poin atau 1,42 persen ke 16.720,89, indeks Shanghai menguat 16,40 poin atau 0,54 persen ke 3.054,63, dan indeks Strait Times melemah 13,43 poin atau 0,42 persen ke 3.172,95.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement