Jumat 15 Mar 2024 22:48 WIB

Olivia Munn Kena Kanker Luminal B, Mengapa Kedua Payudaranya Harus Diangkat?

Didiagnosis kanker payudara Luminal B, Olivia Munn serukan deteksi dini.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Reiny Dwinanda
Aktris Olivia Munn didiagnosis kanker payudara luminal B.
Foto: Reuters
Aktris Olivia Munn didiagnosis kanker payudara luminal B.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Melalui unggahan Instagram pada 13 Maret 2024, aktris Olivia Munn mengungkapkan dirinya didiagnosis menderita kanker payudara. Unggahan tersebut memuat serangkaian foto dan video ketika Munn di rumah sakit berikut surat yang ditulis dokternya menjelaskan bagaimana dia bisa didiagnosis.

 

Baca Juga

"Dengan membagikan ini, saya berharap dapat membantu orang lain menemukan kenyamanan, inspirasi, dan dukungan dalam perjalanan mereka sendiri," tulis aktris The Predator berusia 43 tahun itu dalam keterangan unggahannya.

 

Isi surat tersebut menjelaskan bahwa Munn didiagnosis kanker payudara pada April 2023 setelah menjalani serangkaian tes genetik. Hasil tesnya negatif untuk gen BRCA, yakni mutasi yang umumnya terkait dengan kanker payudara.

Hasil mammogram Munn juga bersih. Meski begitu, dokter kandungan Munn tetap menghitung skor penilaian risiko kanker payudaranya dan menentukan bahwa ia memiliki risiko 37 persen seumur hidup terkena kanker payudara. Munn lantas menjalani MRI, USG, dan biopsi.

"Dua bulan kemudian saya didiagnosis menderita kanker payudara," tulis dia.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by o l i v i a (@oliviamunn)

Munn mengatakan dia menderita kanker luminal B di kedua payudaranya. Dia menggambarkannya sebagai kanker yang agresif dan bergerak cepat. Dokter dan peneliti mengategorikan kanker itu ke dalam kelompok berdasarkan informasi genetik.

 

Kanker payudara luminal B adalah reseptor estrogen positif, yang berarti sel kanker bergantung pada estrogen untuk tumbuh. Menurut National Cancer Institute, jika produksi estrogen dihentikan dengan pengobatan, idealnya sel-sel tersebut juga akan berhenti tumbuh.

 

Luminal B juga biasanya HER2 negatif. Menurut American Cancer Society, HER2 adalah protein yang membantu pertumbuhan sel kanker payudara.

Jika hasilnya negatif, berarti kanker tidak akan merespons obat yang menargetkan HER2. Kanker luminal B bersifat negatif terhadap reseptor progesteron, yang berarti kanker tersebut tidak akan merespons terapi hormon dengan baik.

"Sekitar 15 sampai 20 persen kanker payudara adalah tumor luminal B. Wanita dengan tumor luminal B sering kali didiagnosis pada usia yang lebih muda dibandingkan dengan tumor luminal A," ujar yayasan kanker payudara Susan G Komen.

 

Jika bukan karena dokter kandungannya, dr Thaïs Aliabadi, Munn mengatakan dia tidak akan didiagnosis hingga satu tahun kemudian. Tahun lalu, dr Aliabadi merekomendasikan Munn agar skor penilaian risiko kanker payudaranya dihitung.

"Fakta bahwa dia melakukan hal itu, telah menyelamatkan hidup saya," tulis aktris X-Men Apocalypse itu.

 

"Skor penilaian risiko kanker payudara dihitung menggunakan model matematika yang menggabungkan berbagai faktor risiko yang telah terbukti berhubungan dengan kanker payudara," kata Direktur Klinik Penilaian Risiko Payudara di Duke Cancer Institute, dr Jennifer Plichta, dikutip dari laman Today.

 

Hal ini dapat menentukan risiko seumur hidup seseorang terkena kanker payudara dan risiko kanker payudara invasif, yang berarti kanker menyebar ke luar saluran susu, dalam lima tahun ke depan. Setidaknya ada 24 model penilaian risiko yang digunakan untuk menentukan skor seseorang.

Namun, yang paling umum adalah Model Gail yang mempertimbangkan informasi demografis seperti usia, ras, biopsi, dan pertimbangan lainnya. Dokter dapat menghitung skor atau dapat menghitungnya menggunakan alat online seperti dari National Cancer Institute.

 

"Dr Aliabadi melihat faktor-faktor seperti usia saya, riwayat kanker payudara dalam keluarga, dan fakta bahwa saya memiliki anak pertama setelah usia 30 tahun," tulis Munn.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement