REPUBLIKA.CO.ID, GIANYAR -- Djajang Nurdjaman datang untuk menyelamatkan Persikabo 1973. Saat ini, Laskar Padjajaran berada di posisi juru kunci klasemen sementara Liga 1 Indonesia musim 2023/24.
Djajang menggantikan peran Aji Santoso. Nampaknya juru taktik 59 tahun itu menghadapi banyak tantangan. Pertama-tama dari segi persiapan tim.
Ia kembali ke Persikabo saat sebagian besar pemainnya menjalani bulan Ramadhan. Tentu, ia harus membuat materi latihan yang tak seperti biasanya. Ada penurunan intensitas.
"Ini kesulitan tersendiri buat saya, di mana saya masuk di bulan Ramadhan. Intensitas latihan, tidak bisa disamakan dengan bulan-bulan biasa. Tapi bagaimana pun, tidak ada alasan, kami harus mempersiapkan secara maksimal, walaupun dalam keadaan puasa," kata Djajang, dalam konferensi pers jelang laga melawan Persib Bandung, Kamis (15/3/2024).
Pada saat yang sama, ia dan staf harus mengajarkan materi baru ke pemain-pemain. Ia memiliki cara tersendiri. Ia memutuskan agar timnya selalu berlatih di sore hari.
"Sore terus, ga malam hari, karena memang keterbatasan tempat latihan, tapi anak-anak penuh semangat. Saya tidak mempersiapkan tim seperti di bulan-bulan biasa. Toleransi kepada pemain yang berpuasa," ujar sosok yang akrab disapa Coach Djanur ini.
Belum apa-apa ia langsung ditunggu lawan tangguh. Persikabo 1973 akan berhadapan dengan Maung Bandung pada pekan ke-29 Liga 1 Indonesia. Duel tersebut berlangsung di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Jumat (15/3/2024) malam WIB.
Lawan sedang bagus-bagusnya. Persib selalu menang di tiga pertandingan terakhir. Tim polesan Bojan Hodak salah satu calon juara musim ini.
Sebaliknya, Persikabo hancur lebur. Laskar Padjajaran hanya sekali meraih tiga poin di 22 partai terkini. Bagaimana Djajang menyikapi situasi tersebut?
Menurutnya, karena persiapan teknis sangat minim, yang paling penting adalah membangkitkan motivasi para pemain. "Saya pikir cukup lama mereka tidak meraih kemenangan. Faktor mental di sebuah tim betul-betul perlu diperhatikan, apalagi lawannya Persib," ujar juru taktik kelahiran Majalengka itu.
Seperti mentornya, pemain sayap Persikabo, Frenky Missa menegaskan mereka jangan sampai patah semangat. Ia dan rekan-rekan harus terus berjuang untuk mendapatkan hasil yang diinginkan, di semua pertandingan tersisa.