REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan, potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat masih akan terjadi selama tujuh hari ke depan, kususnya di wilayah Indonesia bagian Selatan. Potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat itu dapat menyebabkan bencana hidrometeorologi.
"Potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat menyebabkan bencana hidrometeorologi masih terjadi di sebagian wilayah Indonesia khususnya wilayah Indonesia bagian selatan selama tujuh hari ke depan, hingga tanggal 23 Maret 2024," ungkap Ketua Tim Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG Ida Pramuwardani kepada Republika.co.id, Jumat (15/3/2024).
Di samping itu, BMKG melalui Stasiun Meteorologi Kelas II Ahmad Yani Semarang telah mengeluarkan informasi awal peringatan dini cuaca ekstrem yang masih berpotensi terjadi hingga pekan depan.
Menurut BMKG, wilayah Jawa Tengah terpantau adanya gangguan pada atmosfer hingga menyebabkan potensi cuaca ekstrem yang dipengaruhi oleh gelombang Equatorial Rossby, gangguan atmosfer Madden Julian oscillation (MJO) dan kemunculan bibit siklon tropis 91S di Samudra Hindia serta bibit siklon tropis 94S di teluk Carpentaria sekitar utara Australia.
Adapun kondisi tersebut menurut BMKG dapat mengakibatkan peningkatan intensitas curah hujan dan angin kencang di wilayah Jawa Tengah. Potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di wilayah Jawa Tengah dapat berlangsung hingga tanggal 18 Maret 2024.
Sementara itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan cuaca ekstrem masih akan melanda wilayah Jawa Tengah hingga 17 Maret 2024.
"Potensi hujan sedang hingga lebat yang disertai petir dan angin kencang masih berpotensi terjadi hingga 17 Maret," kata Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang Yoga Sambodo dalam siaran pers di Semarang, Jumat.
Menurut dia, gangguan atmosfer menyebabkan peningkatan potensi cuaca ekstrem di beberapa wilayah di Jawa Tengah.
Dia menjelaskan kondisi tersebut dipengaruhi antara lain oleh aktifnya gelombang Equatorial Rossby, gangguan atmosfer Madden Julian oscillation (MJO), serta Bibit Siklon Tropis 91S di Samudra Hindia dan Bibit Siklon Tropis 94S di Teluk Carpentaria di sekitar Utara Australia.
Beberapa daerah yang berpotensi dilanda cuaca ekstrem antara lain di wilayah pegunungan, seperti Kabupaten Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Wonosobo, Magelang, Boyolali, Semarang, Salatiga, Temanggung, serta Kota Magelang.
Sementara di wilayah Pantura, antara lain Kabupaten Brebes, Tegal, Pemalang, Pekalongan, Batang, Kendal, serta Kota Semarang, Tegal, serta Pekalongan.
Jawa Tengah wilayah selatan meliputi Kabupaten Kebumen, Purworejo, Klaten, Sukoharjo, Karanganyar, Wonogiri, serta Kota Surakarta.
Yoga mengimbau masyarakat untuk selalu waspada terhadap bencana yang timbul akibat cuaca ekstrem. "Masyarakat yang tinggal di wilayah rawan bencana hidrometeorologi, seperti banjir, tanah longsor, dan angin kencang diimbau lebih waspada," katanya.
Menyikapi adanya prakiraan cuaca itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau kepada masyarakat untuk tetap meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan. Kesiapsiagaan diperlukan utamanya saat terjadi hujan lebat untuk mengantisipasi dampak bencana hidrometeorologi.
"Masyarakat agar tetap meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan terutama saat terjadi hujan lebat untuk mengantisipasi dampak bencana seperti banjir, banjir bandang tanah longsor, angin kencang, sambaran petir dan pohon tumbang," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari.