REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Tim Nasional (Timnas) Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar ‘AMIN’ menanggapi soal hasil rekapitulasi perhitungan suara Pemilihan Presiden (Pilpres) di 25 provinsi yang menunjukkan paslon nomor urut 02 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka menang kecuali di Sumatra Barat (Sumbar). Timnas AMIN mengaku tidak kaget, sekaligus akan teguh dalam menguak dugaan kecurangan.
“Dari tren selama ini, kami melihat tidak ada yang mengejutkan dari hampir rampungnya perhitungan di tingkat nasional. Potretnya hampir sama dengan perhitungan quick count,” kata Juru Bicara Timnas AMIN Billy David Nerotumilena kepada Republika.co.id, Jumat (15/3/2024).
Namun, Billy menyampaikan bahwa pihaknya tetap meyakini adanya dugaan kecurangan atau pelanggaran Pemilu yang terjadi dalam keberjalanan Pilpres 2024.
Terutama mengenai penggelembungan suara melalui sistem informasi rekapitulasi (sirekap) milik Komisi Pemilihan Umum (KPU).
“Kami perlu tegaskan hasil ini tidak mengubah rencana yang akan ditempuh Timnas AMIN. Langkah dan kinerja Timnas AMIN tetap solid untuk pembuktian dugaan kecurangan, ataupun langkah konstitusional lain di Bawaslu, MK, ataupun pengguliran hak angket di DPR,” tegasnya.
Billy memastikan, Timnas AMIN tidak akan gentar dengan hasil perhitungan suara resmi dari KPU tersebut. Upaya untuk menguak dugaan kecurangan pemilu disebut akan terus diperjuangkan.
“Kami akan tetap membuktikan dan memberikan edukasi kepada publik bahwa pelaksanaan pemilu kali ini adalah pemilu terburuk, yang dipenuhi dengan tindak-tindak kecurangan yang terstruktur, sistematis, dan masif,” ujarnya.
Sebelumnya diketahui, KPU RI telah menetapkan hasil rekapitulasi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 di 25 provinsi.
Hasilnya, pasangan capres-cawapres nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka menang di semua provinsi tersebut, kecuali Sumatra Barat (Sumbar).
Di Sumbar, Prabowo-Gibran meraih 1.217.314 suara atau 39,45 persen dari total suara sah di provinsi tersebut. Peraih suara terbanyak di Ranah Minang adalah pasangan nomor urut 1, Anies Rasyid Baswedan-Abdul Muhaimin Iskandar dengan torehan 1.744.042 suara atau 56,52 persen.
Adapun di 24 provinsi lainnya, Prabowo-Gibran menang dengan raihan suara di atas 50 persen, kecuali di DKI Jakarta. Di Ibu Kota, Prabowo-Gibran meraih 2.692.011 suara atau 41,66 persen, unggul tipis dibanding Anies-Muhaimin yang mengoleksi 2.653.762 suara atau 41,07 persen.
Dari 24 provinsi yang dimenangkan Prabowo-Gibran, tiga di antaranya adalah provinsi yang masuk lima besar jumlah pemilih terbanyak. Di provinsi dengan pemilih terbanyak kedua di Indonesia, Jawa Timur, Prabowo-Gibran meraup 16.716.603 suara atau 65,18 persen.
Di provinsi dengan jumlah pemilih terbanyak ketiga, Jawa Tengah, Prabowo-Gibran dicoblos oleh 12.096.454 pemilih atau 53,07 persen. Di Banten yang merupakan provinsi dengan jumlah pemilih terbanyak kelima, Prabowo-Gibran berhasil mengumpulkan 4.035.052 suara atau 55,99 persen.
Berkat kemenangan di 24 provinsi, Prabowo-Gibran berarti telah memenuhi salah satu syarat untuk memenangi Pilpres 2024 dalam satu putaran.
Sebagaimana diatur dalam UU Pemilu, salah satu syarat untuk memenangkan pilpres dalam satu putaran adalah memperoleh minimal 20 persen suara di setengah lebih provinsi di Indonesia.
Dalam konteks saat ini, kemenangan berarti harus diraih minimal di 20 provinsi. Satu syarat lagi untuk memenangkan pilpres dalam satu putaran adalah memperoleh total 50 persen lebih suara secara nasional.
Belum diketahui apakah Prabowo-Gibran sudah memenuhi syarat tersebut, mengingat proses rekapitulasi tingkat nasional belum tuntas. Kendati begitu, hampir semua hasil hitung cepat lembaga survei menunjukkan, total raihan suara Prabowo-Gibran mendekati angka 60 persen.