Sabtu 16 Mar 2024 02:22 WIB

Skotlandia akan Tanggung Beban Keuangan tidak Proporsional untuk Biaya Iklim

Beban finansial untuk atasi perubahan iklim akan ditanggung pemerintah Skotlandia.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
Beban finansial untuk mengatasi perubahan iklim akan ditanggung secara tidak proporsional oleh Skotlandia.
Foto: www.freepik.com
Beban finansial untuk mengatasi perubahan iklim akan ditanggung secara tidak proporsional oleh Skotlandia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beban finansial untuk mengatasi perubahan iklim akan ditanggung secara tidak proporsional oleh Skotlandia, demikian menurut Komisi Fiskal Skotlandia (SFC). Pengawas keuangan tersebut mengatakan bahwa hal ini akan membebani sektor publik sebesar 1,1 miliar poundsterling per tahun atau 18 persen dari anggaran belanja pemerintah Skotlandia.

Para ahli lingkungan dan ekonom menilai, angka itu masih lebih murah dibandingkan tidak melakukan apapun, yang akan mengakibatkan lebih banyak pengeluaran untuk mengatasi dampak perubahan iklim, seperti banjir, dalam jangka panjang.

Baca Juga

Pemerintah Skotlandia telah mendesak Westminster untuk menyediakan lebih banyak dana guna merealisasikan langkah-langkah penting seperti penanaman pohon.

Anggaran sebesar 1,1 miliar poundsterling tersebut berkaitan dengan komitmen untuk mencapai net zero di Skotlandia pada tahun 2045 dan untuk Inggris secara keseluruhan pada tahun 2050. Pada titik inilah kita dapat mengurangi emisi gas rumah kaca yang menyebabkan pemanasan bumi, dan sisanya diimbangi oleh hal-hal seperti pohon yang menyerap karbon dioksida dari atmosfer.

Namun demikian, angka tersebut belum termasuk pengeluaran untuk adaptasi terhadap peristiwa cuaca yang lebih ekstrem dengan membangun lebih banyak pertahanan banjir, misalnya.

Beban keuangan mungkin akan ditanggung pemerintah Skotlandia secara tidak proporsional, karena sebagian besar dari keseluruhan komitmen Inggris jatuh pada penanaman pohon di Skotlandia. Hal ini setara dengan 207 poundsterling per orang di Skotlandia dibandingkan dengan 149 poundsterling di wilayah Inggris lainnya.

Ketua SFC Prof Graeme Roy, menekankan perlunya lebih banyak informasi dari kedua pemerintah mengenai rencana mereka dalam menangani semua aspek perubahan iklim.

"Menangani tidak hanya pencapaian net zero dan tantangan adaptasi di masa depan, tetapi juga konsekuensi fiskalnya adalah upaya bersama yang perlu dikelola dengan baik oleh pemerintah Skotlandia dan Inggris,” kata Roy seperti dilansir BBC, Sabtu (16/3/2024).

Perdana Menteri Rishi Sunak telah membatalkan beberapa kebijakan net-zero seperti menunda larangan penjualan mobil bensin dan diesel baru dari tahun 2030 menjadi 2035. Ia mengatakan bahwa komitmen perubahan iklim harus dipenuhi dengan cara yang proporsional dan pragmatis.

Para menteri Skotlandia masih mempertimbangkan apakah akan mengubah tanggal target mereka untuk mobil berbahan bakar fosil. Di sisi lain, pemerintah Skotlandia telah berjuang untuk mendanai beberapa janji perubahan iklimnya dan menyalahkan kekurangan dana tersebut pada pemotongan dana yang diterimanya dari Westminster.

Seorang juru bicara pemerintah Inggris mengatakan bahwa kehutanan merupakan tanggung jawab pemerintah Skotlandia yang dilimpahkan dan didanai dengan baik melalui pembayaran sebesar 41 miliar poundsterling per tahun dari pemerintah Inggris - yang terbesar dalam sejarah devolusi.

"Untuk bagian kami, kami menyalurkan lebih dari 600 miliar poundsterling investasi sektor publik yang direncanakan selama lima tahun ke depan untuk mendorong pertumbuhan di masa depan dan mendukung ketahanan energi Inggris. Hal ini juga membantu menarik investasi sektor swasta yang sangat penting untuk transisi, sebagai bagian dari Strategi Net Zero yang telah kami uraikan dengan jelas,” kata juru bicara tersebut.

Pada bulan Desember, pemerintah Skotlandia telah mengkonfirmasi bahwa mereka akan memangkas anggaran untuk penanaman pohon sebesar 41 persen dari bulan April, yang digambarkan oleh industri kehutanan sebagai sesuatu yang sangat merugikan. Seorang pemilik pembibitan pohon mengatakan bahwa ia harus membakar jutaan anakan pohon sebagai akibatnya.

Stuart Goodall dari Konfederasi Industri Kehutanan (Confor) menggambarkan keputusan tersebut sebagai keputusan yang picik di tengah kondisi darurat iklim.

"Bahkan pohon yang tumbuh lebih cepat pun membutuhkan waktu 30 tahun untuk tumbuh dan jika kita ingin memberikan kontribusi terhadap zero carbon pada tahun 2045, maka pohon-pohon yang kita tanam tahun ini dan tahun depan yang akan membuat perbedaan terbesar," kata Goodall.

Audit Scotland sebelumnya menggambarkan rencana untuk mengatasi dampak perubahan iklim sebagai sesuatu yang tidak memiliki arah. Komite Perubahan Iklim juga menilai Skotlandia telah kehilangan kepemimpinannya dibandingkan negara-negara lain di Inggris dalam mengatasi masalah ini.

Koalisi lingkungan Stop Climate Chaos Scotland mengatakan bahwa perubahan iklim telah berdampak pada ekonomi dan akan semakin berdampak jika tidak dikendalikan. "Kita harus segera merealokasi dana publik dari kegiatan yang merusak iklim, seperti pembangunan jalan atau ekstraksi bahan bakar fosil,” kata ketua koalisi, Mike Robinson.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement