REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia terus mendukung percepatan ekosistem Electric Vehicle (EV) di tanah air, kali ini Kementerian ESDM bersama ENTREV bersama hadir dan berpartisipasi dalam program konversi sepeda motor listrik gratis bagi siswa dan guru sekolah menengah kejuruan (SMK) di lingkup Jabodetabek.
National Project Manager ENTREV, Eko Aji Buwono mengatakan, kolaborasi ini merupakan salah satu program percepatan penggunaan Kendaraan Listrik Berbasis Baterai (KLBB) yang dilakukan dengan skema kolaborasi dengan banyak pemangku kepentingan lainnya, seperti Bengkel Konversi bersertifikasi kelas A, Kementerian Dikbudristek, Kementerian Perhubungan, Kepolisian dan komunitas kendaraan listrik.
“Pemerintah mengakselerasi dan selalu mendukung percepatan ekosistem EV di Indonesia. Maka dari itu, program dengan skema kolaborasi ini sangat memberikan manfaat dan menghasilkan efek ganda bagi perekonomian dalam negeri,” kata Eko.
Eko juga menuturkan, tidak hanya dapat menurunkan emisi gas rumah kaca, percepatan ini juga dapat mendorong teknologi industri dan menjadikan Indonesia sebagai basis produksi dan ekspor kendaraan listrik di masa depan.
Gigih Udi Atmo selaku Direktur Konservasi Energi Ditjen EBTKE Kementerian ESDM juga mengatakan, pemerintah telah menerbitkan berbagai peraturan Menteri ESDM diantaranya tentang penyediaan infrastruktur pengisian listrik untuk kendaraan bermotor listrik berbasis baterai. Untuk itu, masyarakat dihimbau untuk tidak ragu lagi untuk beralih ke kendaraan listrik.
“Sekarang sudah tersedia dengan lengkap, mulai dari bengkel konversi hingga bengkel yang ingin beralih menjadi bengkel kendaraan listrik. Pemerintah juga sudah menyiapkan skema bantuan bagian masyarakat yang ingin beralih ke motor listrik jadi sudah tidak perlu ragu lagi untuk menggunakan kendaraan listrik,” ungkap Gigih.
Gigih merinci, syarat yang dibutuhkan untuk menjadi bengkel mitra ESDM sangat mudah, bengkel hanya perlu menyiapkan surat sertifikat bengkel konversi dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub), memiliki izin usaha yang aktif, dan pernyataan komitmen untuk menjalankan konversi tersebut.
“Semua bengkel dapat melakukan uji laik jalan mandiri dengan supervisi dari Kemenhub, saat ini sudah ada 34 bengkel yang bersertifikat namun hanya 14 yang menjadi mitra ESDM. Maka dari itu, diharapkan kedepannya semua bengkel dapat menjadi mitra ESDM untuk menciptakan ekosistem EV yang nyaman dan aman bagi masyarakat,” tutur Gigih.
Gigih juga menghimbau, bagi masyarakat yang ingin mendapatkan bantuan dalam konversi motor listrik tak kalah mudahnya dengan bengkel konversi. Untuk bantuan kali ini, dapat diterima tak hanya perseorangan, tetapi juga kelompok masyarakat serta badan usaha non BUMN.
“Bantuan pemerintah ini akan disalurkan melalui bengkel konversi mitra ESDM, jadi masyarakat bisa mengikuti langkahnya dan melakukan konversi di 14 bengkel yang sudah menjadi mitra ESDM di seluruh Indonesia,” lanjut Gigih.
Tak tanggung – tanggung, pemerintah menyiapkan potongan biaya konversi sebesar Rp 10 juta per unit sepeda motor yang akan di konversikan menjadi motor masa depan tersebut.
“Yang paling utama kondisi fisik sepeda motor dan kapasitas mesin masih memadai untuk melakukan konversi, dan itu bisa di cek langsung di bengkel konversinya. Surat menyurat juga diharapkan masih aktif, tentu saja itu akan mempermudah masyarakat yang ingin mendapatkan bantuan tersebut,” pungkas Gigih.
Tenaga Ahli Menteri ESDM Bidang Kelistrikan, Sripeni Inten Cahyani juga memberikan arahan bagi siswa, guru, maupun civitas akademika yang ingin melakukan konversi kendaraannya menjadi motor listrik.
“Banyak sekali manfaat yang diberikan pada program kali ini, tak hanya konversi gratis dengan syarat yang mudah, pemerintah juga memberikan pelatihan konversi dari bengkel dan melakukan konversi sendiri yang didampingi langsung dari bengkel konversi grade A,” kata Inten.
Inten menuturkan, mulai dari insentif hingga pelatihan dalam konversi sebagai edukasi juga yang diberikan kepada masyarakat yang ingin melakukan konversi. Untuk siswa dan guru yang ikut serta juga sudah disiapkan ruangan dengan standar bengkel untuk program konversi on site untuk pelatihan.
Direktur SMK, Ditjen Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek, Dr Wardani Sugiyanto menyampaikan ketersediaan anggaran dalam kondisi baik dari APBN maupun hibah Tech fund. Maka dari itu, Wardani menghimbau bagi SMK yang ingin memiliki bengkel konversi kelas A juga dapat mengajukan proposal terbaiknya.
“Untuk sekolah yang berkualitas dengan proposal terbaik bisa langsung menyiapkan diri bersama proposalnya. Hibah peralatan juga akan diberikan, sehingga memungkinkan untuk menjadi bengkel dengan grade A,” kata Wardani. Bengkel dengan grade A dapat mengeluarkan sertifikat laik jalan seperti hanya bengkel dengan mitra ESDM karena memiliki peralatan uji kendaraanya sendiri.