REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, mengutuk gelombang Islamofobia yang marak terjadi di AS sejak perang Israel-Gaza pada 7 Oktober. Namun, Dewan Hubungan Amerika-Islam menilai sikap dan kebijakan Biden justru bertolak belakang dari ucapannya soal Islamofobia.
Dewan Hubungan Amerika-Islam menolak pernyataan Biden. Mereka menuduh Gedung Putih berkontribusi terhadap masalah tersebut dengan mengabaikan seruan gencatan senjata permanen di Gaza dan memberikan dukungan tanpa syarat kepada Israel.
‘’Gedung Putih tidak bisa mengutuk kekerasan terhadap anak-anak Muslim Palestina di sini di Amerika. Sementara, pada saat yang sama, Gedung Putih memungkinkan terjadinya pembunuhan massal terhadap anak-anak Muslim Palestina di Gaza,’’ kata kelompok advokasi tersebut, seperti dikutip dari Reuters, Jumat (15/3/2024).
‘’Gedung Putih juga tidak bisa menyebut kehancuran di Gaza sebagai sebuah hal yang ‘menghancurkan’,’’ sebutnya. ‘’Karena, pada saat yang sama, mereka terus mengirimkan senjata yang ditodongkan kepada anak-anak Gaza tersebut, yang menyebabkan kehancuran.’’
Sebelumnya Biden mengutuk gelombang Islamofobia yang marak terjadi sejak perang Israel-Gaza pada 7 Oktober tahun lalu. Islamofobia di Negeri Paman Sam meningkat dalam beberapa bulan terakhir.
‘’Kami mengakui kekerasan dan kebencian yang sering dihadapi umat Islam di seluruh dunia karena keyakinan agama mereka. Kebangkitan Islamofobia yang buruk setelah perang dahsyat di Gaza,” kata Biden dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Reuters, Jumat (16/3/2024).
‘’Islamofobia tidak memiliki tempat di negara kita,’’ ujarnya. ‘’Namun umat Islam di Amerika Serikat sering kali mengalami ketakutan, diskriminasi terang-terangan, pelecehan, dan kekerasan dalam kehidupan sehari-hari mereka.’’
Biden mengeluarkan pernyataannya pada ‘Hari Internasional untuk Memerangi Islamofobia’ yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa pada 15 Maret 2022. Tanggalnya bertepatan dengan peringatan penembakan di masjid di Christchuch, Selandia Baru, tahun 2019 yang menewaskan 51 orang saat mereka sedang menunaikan ibadah shalat Jumat.