Ahad 17 Mar 2024 04:34 WIB

Sekjen PBB: Dunia Dilanda Wabah Islamofobia

Guterres mengatakan kontribusi umat Islam tak terhitung di setiap bidang.

Rep: Lintar Satria / Red: Gita Amanda
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres peringatkan adanya gelombang kebencian pada muslim dan Islam di seluruh dunia atau Islamofobia. (Ilustrasi)
Foto: AP Photo/Themba Hadebe, File
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres peringatkan adanya gelombang kebencian pada muslim dan Islam di seluruh dunia atau Islamofobia. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres peringatkan adanya gelombang kebencian pada muslim dan Islam di seluruh dunia atau Islamofobia. Hal ini ia sampaikan dalam pidato Hari Internasional untuk Memerangi Islamofobia.

"Hari ini kita berkumpul bersama umat Muslim di seluruh dunia dalam rangka menyambut Bulan Suci Ramadhan. Ramadhan adalah waktu untuk merenung dan bersolidaritas. Ini adalah momen untuk berkumpul dan saling menguatkan satu sama lain," kata Guterres dalam transkrip pidato yang Republika terima Sabtu (16/3/2024).

Baca Juga

"Namun, bagi banyak umat Muslim di seluruh dunia, bulan ini juga merupakan saat-saat yang penuh dengan penderitaan dan ketakutan. Dalam semangat Ramadhan, saya telah menyerukan agar tembakan senjata di Gaza dan Sudan dihentikan," tambahnya.

Dalam pidato itu Guterres menyerukan kepada semua pemimpin politik, agama, dan masyarakat untuk bergabung mendorong perdamaian. "Bagi hampir dua miliar umat Islam di seluruh dunia, Islam adalah pilar iman dan ibadah yang menyatukan orang-orang di seluruh penjuru dunia. Dan marilah kita ingat bahwa Islam juga merupakan pilar sejarah kita bersama," kata Guterres.  

Ia mengatakan selama berabad-abad, umat Islam menjadi sumber penting bagi budaya, filosofi, keilmuan, dan ilmu pengetahuan. Mulai dari pengaruh besar Ibnu Sina, dokter dan filsuf besar yang interpretasinya terhadap Plato dan Aristoteles membantu membentuk perkembangan filsafat Eropa Barat.

"Ahli matematika dan astronom Muslim Al-Khawarizmi, yang bertanggung jawab untuk memberikan angka Hindu-Arab dan bapak aljabar. "Bapak rasionalisme", Averroes, yang komentar-komentarnya yang inovatif menjembatani pemikiran Islam dan Barat," kata Guterres.  

Ia menambahkan kontribusi umat Islam tak terhitung jumlahnya di setiap bidang mulai dari sains, teknologi dan kedokteran, hingga sastra, seni, musik dan arsitektur. "Acara hari ini menyoroti wabah ganas yang mewakili penyangkalan dan ketidaktahuan tentang Islam dan Muslim serta kontribusi mereka yang tak terbantahkan: Wabah Islamofobia," kata Guterres.  

Di seluruh dunia, kata Gutteres, gelombang kebencian dan kefanatikan anti-Muslim meningkat. "Hal ini dapat muncul dalam berbagai bentuk. Diskriminasi struktural dan sistemik. Pengucilan sosial-ekonomi. Kebijakan imigrasi yang tidak adil. Pengawasan dan pembuatan profil yang tidak beralasan.Pembatasan dalam mengakses kewarganegaraan, pendidikan, pekerjaan, dan keadilan," katanya.

Ia mengatakan hambatan-hambatan ini dan hambatan-hambatan institusional lainnya melanggar komitmen bersama terhadap hak asasi manusia dan martabat. Hal ini juga melanggengkan lingkaran setan pengucilan, kemiskinan, dan pencabutan hak yang bergema dari generasi ke generasi.

Sementara itu, lanjutnya, retorika yang memecah belah dan misrepresentasi akan menyebarkan stereotip, menstigmatisasi masyarakat, dan menciptakan lingkungan yang penuh dengan kesalahpahaman dan kecurigaan.

Hal ini dapat menyebabkan peningkatan pelecehan dan kekerasan langsung terhadap umat Islam yang dilaporkan kelompok-kelompok masyarakat sipil di berbagai negara di seluruh dunia.

Beberapa pihak mengeksploitasi kebencian anti-Muslim... (baca halaman selanjutnya)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement