Ahad 17 Mar 2024 12:46 WIB

Turrima Terus Perluas Pabrik untuk Penuhi Pasar Ekspor

Pupuk organik Indonesia jadi andalan di Afrika.

Meet the Founders Turrima Agro Mas.
Foto: Dok. Web
Meet the Founders Turrima Agro Mas.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Dibalut dengan acara menarik bertajuk “Meet the Founders”, Turrima Agro Mas menjaring kalangan profesional multinasional untuk mengembangkan pasar ekspor dan pasar domestik pupuk organik yang tengah berkembang pesat. Bersama profesional yang andal, Turrima optimis akan memperluas pabrik-pabriknya di seluruh Indonesia.  

“Saat ini posisi kami tengah dikejar-kejar demand super tinggi baik di dalam negeri maupun luar negeri. Oleh karena itu, kami harus mempersiapkan quality control terbaik untuk menghasilkan  pupuk organik kualitas tinggi serta memperbanyak dan memperluas pabrik agas bisa mencukupi permintaan yang terus meningkat,” tutur Mulyono, founder dan CEO PT Turrima Agro Mas di sela-sela seleksi 8 kandidat profesional yang diadakan di Sentul, Bogor, dikutip pada Ahad (17/3/2024). 

Baca Juga

Para kandidat yang berhasil masuk dalam seleksi Turrima berasal dari berbagai jenis industri skala nasional maupun perusahaan global. Di antaranya ada yang berasal dari perusahaan Fast Moving Consumer Goods (FMCG), Industri Farmasi, Pakan Ternak, Teknologi Industri dan lain-lain. Mereka dipertemukan dengan para founder perusahaan untuk berdialog   menyumbangkan ide bisnis terbaik mereka. 

Pada tahap awal ini, Turrima mencari kandidat manajer produksi yang sudah berpengalaman mengelola pabrik, manajer operasional serta manajer pengembangan usaha yang memiliki pengalaman pengembangan bisnis dan arena pemasaran baru.  

Yang unik, Turrima mengharuskan kandidat tersebut untuk siap tinggal bersama keluarganya di desa pinggiran Kabupaten Sragen tempat pabrik pusat berlokasi. Selain itu, mereka juga harus berani berkulit gosong di bawah paparan terik matahari serta bersedia belajar ngaji pada kyai kampung. 

“Ini yang menarik perhatian saya. Saya mengajukan diri agar bisa kembali hidup di desa yang tenang dan ngaji pada kyai kampung karena hidup tidak melulu masalah pencapaian dunia,” aku salah satu kandidat yang berlatar belakang manajerial industri farmasi dan FMCG nasional.

PT Turrima didirikan oleh Mulyono pada tahun 1998 dengan fokus pada produksi pupuk organik. Turrima menyasar pasar ekspor dan pasar dalam negeri, baik untuk segmen B2B maupun ritel. Perusahaan ini berkomitmen memberikan kontribusi positif bagi pertanian dengan menyediakan produk yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. 

Selain di Sragen sebagai kantor pusat, saat ini Turrima memiliki 9 pabrik pupuk kompos di berbagai daerah. Jumlah pabrik itu belum termasuk  produksi kemitraan yang mereka jalin dengan beberapa peternak lokal. 

“Dari  rekrutmen ini kami berharap bisa mendapatkan leader yang mampu menangani 9 site yang berpencar-pencar karena kami dikejar-kejar produksi. Apalagi kami menargetkan ke depan ada perwakilan di setiap provinsi,” tambah Mulyono. 

Selain untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri yang terus meningkat, sejak tiga tahun silam pemasaran pupuk organik Turrima sudah menembus pasar ekspor khususnya ke negara Afrika dan Kuwait. Sementara untuk pasar dalam negeri, 40% diserap pasar B2B dan sisanya masuk pasar ritel.

Untuk pasar Afrika, jelas Mulyono, saat ini mereka baru mampu memenuhi permintaan 4-5 kontainer dalam satu tahun. Padahal permintaan dari benua hitam itu terus meningkat dari waktu ke waktu karena dinilai berhasil memperbaiki dan menyuburkan lahan pertanian di sana.

Tak kurang Menteri Pertanian dan Pengembangan Pedesaan Afrika Tengah Gabriel Mbairobe sampai melayangkan surat penghargaan khusus karena prestasi tersebut. Seperti tertuang dalam suratnya, Mbairobe menyatakan, pupuk organik Turrima diakui berhasil meningkatkan hasil pertanian baik dari sisi kuantitas maupun kualitas. Selain itu, produk ini juga terbukti mengurangi  pencemaran lingkungan serta meningkatkan kualitas tanah. 

Berdasarkan kesaksian mitra kerjanya di Afrika, menurut Mulyono, pupuk organik produksinya berhasil meningkatkan levelling off lahan pertanian di sana yang sebelumnya rusak oleh paparan pupuk kimia semasa penjajahan Perancis. Levelling off merupakan petunjuk menurunnya efisiensi pupuk akibat penurunan kesehatan tanah baik secara fisik, kimia maupun biologi.  

“Sekarang mereka sudah berhasil meningkatkan levelling off pada angka 2 serta meningkatkan capaian produksi padi sampai 40%. Dan karena kondisi ini, mereka  sempat mengajak tamu dari World Bank untuk berkunjung ke pabrik kami di Sragen,” ungkap Mulyono.

Mulyono mengatakan, kelebihan pupuk organik produksi Turrima Agro Mas terletak pada kandungan organik yang lebih tinggi dibanding produk sejenis. Selain itu, mereka juga banyak menggunakan agen hayati/organisme hayati dari produk sebelum tanam, saat tanam, sebelum panen hingga peningkatan bobot buah hasil panen. 

Selain produknya ditujukan untuk meningkatkan hasil pertanian, operasional PT Turrima juga menerapkan corporate value untuk merawat keseimbangan ekosistem, dan mendukung pertanian berkelanjutan. Dari pengadaan sumber daya bahan baku hingga proses produksi, kata Mulyono, praktik operasional PT Turrima Agro Mas berusaha untuk meminimalkan dampak negatif kepada ekosistem.

“Sebenarnya kalau kita semua mau fokus mengelola sampah-sampah organik di sekeliling kita, masalah sampah di Indonesia bisa teratasi dengan cepat. Melalui pemupukan organik, bertani juga menjadi profesi yang menyenangkan,” ujar dia.

sumber : Web
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement