Ahad 17 Mar 2024 12:51 WIB

Macron Berencana Serukan Gencatan Senjata di Ukraina Selama Olimpiade Paris

Macron menganggap, Ukraina masih harus tetap dibantu.

Red: Setyanavidita livicansera
Walikota Marseille Benoit Payan, tengah, mengibarkan bendera Olimpiade bersama Ketua Olimpiade Paris 2024 Tony Estanguet, kanan tengah, usai konferensi pers di Balai Kota Marseille, Prancis selatan, Jumat, 3 Februari 2023. Alih-alih tiba lewat darat, api simbolis yang turun pada Olimpiade Paris 2024 akan dibawa ke laut dari tempat kelahirannya di Yunani, tiba dengan kapal tinggi bertiang tiga di pelabuhan Prancis di Marseille.
Foto: AP Photo/Thibault Camus
Walikota Marseille Benoit Payan, tengah, mengibarkan bendera Olimpiade bersama Ketua Olimpiade Paris 2024 Tony Estanguet, kanan tengah, usai konferensi pers di Balai Kota Marseille, Prancis selatan, Jumat, 3 Februari 2023. Alih-alih tiba lewat darat, api simbolis yang turun pada Olimpiade Paris 2024 akan dibawa ke laut dari tempat kelahirannya di Yunani, tiba dengan kapal tinggi bertiang tiga di pelabuhan Prancis di Marseille.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Prancis Emmanuel Macron, Sabtu (16/3/2024), menyatakan akan mengusulkan gencatan senjata di Ukraina selama Olimpiade Paris berlangsung sebagai upaya menurunkan ketegangan dalam perang Rusia-Ukraina. "Kami akan ajukan hal itu," kata Macron dalam sebuah wawancara dengan televisi Ukraina kala ditanya apakah akan mengajukan tawaran gencatan senjata kepada Rusia selama masa Olimpiade.

Ibu kota Prancis, Paris, menjadi tuan rumah Olimpiade 2024 yang berlangsung pada 26 Juli hingga 11 Agustus mendatang. Selain itu, Macron berkata, ia siap berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin soal upaya penurunan konflik di Ukraina.

Baca Juga

"Saya akan angkat teleponnya (jika Putin menelepon). Itu adalah tanggung jawab saya dan saya akan dengarkan apa usulannya," ucap Presiden Prancis itu. "Jika Putin ingin mengajukan sesuatu, saya akan dengarkan usulannya," kata dia menegaskan.

Meski demikian, Macron menganggap, Ukraina masih harus tetap dibantu dengan semua aspek yang mereka perlukan untuk memperkuat kemampuan pertahanan dan perangkat militernya. Macron juga menegaskan bahwa Prancis siap menghadapi eskalasi konflik di Ukraina apabila terjadi. Namun, Prancis tidak akan menjadi pihak yang memicunya, kata dia.

"Kami siap menghadapi tantangan apapun. Jika pihak Rusia memicu babak eskalasi baru, kami siap bertindak demi keselamatan Ukraina dan rakyat Eropa, tapi Prancis tidak akan menjadi yang pertama yang memicu agresi," ucap Macron. 

Menyusul sebuah konferensi terkait Ukraina yang digelar di Paris, Februari lalu, Macron mengatakan bahwa pemimpin negara-negara Barat telah mempertimbangkan untuk menerjunkan tentaranya langsung ke Ukraina. Meski mufakat terkait hal tersebut belum tercapai, ia menegaskan segala kemungkinan masih terbuka hingga saat ini.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement