Ahad 17 Mar 2024 21:40 WIB

Puasa Bukan Halangan Bagi Pengidap GERD, Tips Penting: Jangan Lewatkan Sahur

Pengidap GERD yang ingin puasa tidak boleh melewatkan makan sahur.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Qommarria Rostanti
Pengidap GERD (ilustrasi). Menjalankan puasa Ramadhan dengan lancar bukan hal mustahil bagi pengidap penyakit refluks gastroesofagus atau GERD.
Foto: Republika
Pengidap GERD (ilustrasi). Menjalankan puasa Ramadhan dengan lancar bukan hal mustahil bagi pengidap penyakit refluks gastroesofagus atau GERD.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menjalankan ibadah puasa Ramadhan dengan lancar bukan hal mustahil bagi pengidap penyakit refluks gastroesofagus atau GERD. Namun, pakar kesehatan menyarankan pengidap GERD yang berpuasa untuk memperhatikan beberapa hal penting.

Dokter spesialis penyakit dalam subspesialis gastroenterologi hepatologi dari RS Pondok Indah, Puri Indah, Jakarta, Lianda Siregar, menjelaskan bahwa GERD merupakan masalah pencernaan. Karenanya, kondisi ini dapat diatasi dengan pengaturan makanan yang tepat. 

Baca Juga

Hal utama yang sangat perlu diperhatikan pengidap GERD yang ingin berpuasa adalah jangan pernah melewatkan makan sahur. Lianda mengingatkan, sahur sangat penting karena akan memberikan tenaga yang dibutuhkan ketika berpuasa.

Berikutnya, kenali makanan dan minuman yang memicu naiknya asam lambung, karena hal itu bisa jadi berbeda bagi setiap orang. "Pilih makanan yang "aman" untuk lambung, seperti karbohidrat, produk olahan dari biji-bijian, buah-buahan, sayuran yang tinggi serat, serta protein nabati dan hewani," ujar Lianda lewat pernyataan resminya.

Dia juga mewanti-wanti untuk menghindari konsumsi makanan tinggi lemak, makanan pedas, atau makanan asam. Hindari pula makanan dan minuman yang mengandung kafein, seperti kopi, cokelat, dan teh pekat di waktu sahur dan berbuka.

Hal lain yang perlu dilakukan pengidap GERD adalah tidak menunda berbuka puasa. Berbuka puasa adalah waktu untuk memulihkan energi dan mengisi kembali semua nutrisi dan vitamin yang telah hilang sepanjang hari atau yang tidak diperoleh selama sahur.

Saat sahur dan berbuka puasa, dianjurkan menyantap makanan secara perlahan, mulai dari makanan yang lembut terlebih dahulu. Pastikan menu berbuka puasa mengandung karbohidrat kompleks, protein, lemak, buah, dan sayuran, sehingga nutrisi yang diperlukan tubuh tercukupi.

Pertimbangkan teknik memasak makanan yang lebih sehat misalnya dengan kukus, panggang, bakar, rebus, menumis dengan sedikit minyak, atau menggoreng menggunakan air fryer. Makan secukupnya saja saat sahur dan berbuka, sebab makan terlalu banyak dalam satu waktu dapat membuat lambung bekerja lebih keras. 

Hindari pula langsung berbaring setelah makan. Beri jeda kurang lebih tiga jam setelah waktu makan untuk tidur, demi mencegah terjadinya gejala refluks. Dengan demikian, pengidap GERD sama sekali tidak disarankan tidur kembali setelah sahur.

Langkah pencegahan lain agar GERD tidak kambuh yakni mengelola stres dengan baik dan beristirahat dengan cukup. Jangan lupa untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis penyakit dalam atau dokter spesialis penyakit dalam subspesialis gastroenterologi hepatologi sebelum pengidap GERD memutuskan untuk berpuasa.

"Biasanya, dokter akan meresepkan beberapa jenis obat-obatan dan menginformasikan kapan harus mengonsumsi obat tersebut untuk menghindari serangan GERD," ujar Lianda.

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement