REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertanyaan soal apakah meninggal dunia di bulan suci Ramadhan langsung masuk surga tanpa dihisab, disampaikan kepada Dewan Fatwa Mesir. Lantas apakah benar ada keutamaan tentang wafat di bulan Ramadhan?
Mufti Mesir Syauqi Alam menjelaskan, seorang hamba yang beriman jika meninggal dalam keadaan berpuasa di bulan Ramadhan, maka ada harapan baginya untuk masuk surga, sebagaimana yang disabdakan Nabi Muhammad SAW.
Diriwayatkan dari Hudzaifah RA, Nabi SAW bersabda:
من قال لا إله إلا الله ابتغاء وجه الله ختم له بها دخل الجنة، ومن صام يوماً ابتغاء وجه الله ختم له بها دخل الجنة، ومن تصدق بصدقة ابتغاء وجه الله ختم له بها دخل الجنة.
"Siaa yang mengucapkan Laa ilaha illallah dengan ikhlas karena mengharap ridha Allah, dan hidupnya berakhir dengan itu, maka ia masuk surga. Siapa yang berpuasa dengan ikhlas karena mengharap ridha Allah, dan hidupnya berakhir dengan kondisi itu, maka ia masuk surga. Siapa yang sedekah dengan ikhlas mengharap ridha Allah, dan hidupnya berakhir dengan itu, maka ia masuk surga. (HR. Ahmad)
Lebih lanjut, Syauqi Alam juga menanggapi anggapan sebagian orang bahwa fadhilah meninggal dunia di bulan Ramadhan, yaitu masuk surga tanpa hisab. "Ini mengandung makna harapan dan berbaik sangka kepada Allah, terutama karena Dia telah memilih hari-hari di bulan Ramadhan," tuturnya.
Dengan demikian, perlu dipahami harapan untuk masuk surga tanpa hisab bagi mereka yang meninggal di bulan Ramadhan adalah berdasarkan harapan dan rahmat Allah. Sepatutnya umat Islam memelihara keimanan dan amal shalehnya, serta senantiasa berdoa kepada Allah SWT agar diberikan kebaikan dalam kehidupan dunia dan akhirat, termasuk di antaranya adalah kebaikan dalam mengakhiri hidup di bulan suci Ramadan.
Terlebih, Nabi SAW telah menyampaikan bahwa amalan puasa itu dibalas langsung oleh Allah SWT. Berikut haditsnya:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، - رضى الله عنه - قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم " كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِي لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ . وَلَخُلُوفُ فِيهِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ " .
Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda, "Setiap amal kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisalnya, hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Ta'ala berfirman, 'Kecuali amalan puasa. Amalan puasa adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku.' Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan yaitu kebahagiaan ketika dia berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabbnya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi." (HR. Bukhari)
Sumber: Masrawy