Senin 18 Mar 2024 09:36 WIB

Seperti Apa Pemilu Rusia di Indonesia?

Pada pemilu kali ini, ada 29 kawasan yang dapat melaksanakan pemilu secara daring.

Masyarakat mengantri di luar tempat pemungutan suara selama pemilihan presiden di Moskow, Rusia, Ahad (17/3/2024).
Foto: EPA
Masyarakat mengantri di luar tempat pemungutan suara selama pemilihan presiden di Moskow, Rusia, Ahad (17/3/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kedutaan Besar Rusia di Jakarta menggelar Pemilu 2024 guna menentukan presiden negara itu untuk lima tahun mendatang, yang diikuti ratusan warga negara Rusia di Indonesia dengan antusias. Di seluruh negara Rusia, Pemilu Rusia 2024 dilaksanakan selama tiga hari, yaitu pada periode 15-17 Maret 2024 dengan tujuan memberi keleluasaan waktu bagi pemilih dan mengurangi potensi kepadatan konsentrasi warga.

Kuasa Usaha Kedutaan Besar Rusia di Jakarta, Veronika Novoseltseva, di dalam Kedutaan Besar Rusia di Jakarta, Ahad, (17/3/2024), menyatakan, tempat pemungutan suara dibuka dari pukul 08.00-20.00 WIB. "Sampai jam 13.30 WIB ini sudah sekitar 300 orang yang datang memilih. Sebenarnya komunitas Rusia di Jakarta tidak banyak. Saya senang karena semuanya antusias ada yang bawa anak, ada yang sedang hamil, ada yang tetap datang walau kakinya sakit. Saya senang, bisa saling berkomunikasi secara baik. ada juga pemilih pemula yang baru datang dari Bali," kata dia.

Baca Juga

Novoseltseva yang juga bertindak sebagai ketua panitia pemilu Rusia di Jakarta, menyatakan, warga Rusia yang datang antara pukul 08.00-11.00 WIB merupakan warga Rusia yang bermukim di Jakarta atau diplomat Rusia di Indonesia. "Di atas jam itu kebanyakan datang dari Bali karena harus naik pesawat terbang dan kembali lagi ke Bali dengan menggunakan pesawat terbang," kata Novoseltseva.

Menurut dia, warga Rusia banyak berada di Bali tetapi pihaknya tidak membuka TPS di sana karena juga digelar pemilu secara daring lewat aplikasi, yang merupakan kali pertama pemilu dilaksanakan secara daring. Pada pemilu kali ini, ada 29 kawasan yang dapat melaksanakan pemilu secara daring, walau warganya sedang berada di tempat lain.

"Misalnya saya, saya warga Moskow, dan juga bisa memilih secara online (daring) lewat aplikasi di hp. Dengan begitu kami perhitungkan cukup satu TPS saja. sedangkan jumlah pemilih yang memilih memakai aplikasi ini sulit untuk diketahui jumlahnya," kata Novoseltseva. 

Ketika ditanya berapa jumlah warga Rusia di Indonesia saat ini, dia mengungkapkan bahwa angka hariannya sekitar 40 ribu hingga 45 ribu orang dan itu termasuk turis Rusia yang ke Indonesia yang tidak berdomisili di Indonesia. Sementara yang bermukim di Indonesia, menurut Bagian Konsuler Kedutaan Besar Rusia di Jakarta, sekitar 1.000 orang.

"Banyak yang tidak lapor diri ke kami. Kami tidak bisa memaksa mereka untuk lapor diri. Untuk maju ke bilik suara juga, kami tidak bisa memaksakan. Di negara kami, Rusia, hal itu juga sama," katanya.

Novoseltseva mengatakan, semua warga negara Rusia boleh memilih, termasuk militernya. "Semua boleh memilih, termasuk militer kami," katanya. Pemilu Rusia 2024 diikuti empat kandidat, yaitu Presiden Rusia, Vladimir Putin, kemudian Leonid Slutsky, yang merupakan ketua partai Ultra-Nasionalis Liberal Demokrat Rusia sejak 2022. Ia juga menjabat sebagai deputi senior Duma Negara atau Dewan Legislatif Majelis Rendah Rusia.

Kiprah Slutsky dalam politik sudah terlihat sejak 2014, di antaranya pernah terlibat dalam merencanakan sidang gabungan antara Duma Negara dan Dewan Rakyat Suriah. Sebagai kandidat pro-Kremlin, Slutsky juga terlibat dalam berbagai hal untuk menegakkan kepentingan geopolitik Rusia yang anti-Barat.

Selanjutnya adalah Vladislav Davankov, seorang politikus Rusia yang menjabat sebagai wakil ketua Duma (Parlemen) Rusia sejak 2021, dan menjadi representasi partai Rakyat Baru Rusia di Duma. Ia merupakan lulusan dari Universitas Negeri Moskow pada 2006 dan pernah bekerja di perusahaan penjualan langsung oleh Alexey Nechayev.

Kemudian adalah Nikolai Kharitonov yang menjadi kandidat tertua yang mencalonkan diri sebagai Presiden Rusia, yang berasal dari Partai Komunis Rusia yang menjabat di Duma Rusia sejak 1994. Ini menjadi kampanye presiden kedua bagi Kharitonov yang sebelumnya gagal berkontestasi dalam pemilu 2004. Partai Komunis Rusia mengusulkan dia pada 22 Desember 2023 dalam sebuah rapat pleno Komite Sentral.

Dalam jejak kampanyenya, Kharitonov mencoba untuk mengadvokasi penurunan usia pensiun, menaikkan pembayaran pensiun, hingga meningkatkan dukungan bagi keluarga besar. Hal itu dapat membuat dia mendapatkan suara dari pemilih lanjut usia yang mendukung partai Komunis.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement