Senin 18 Mar 2024 11:55 WIB

Mobil Listrik Vietnam VinFast Kini Masuk ke Pasar EV Afrika

VinFast menargetkan memasuki pasar di 50 negara tahun Ini.

VinFast terus melakukan langkah agresifnya dalam memasuki pasar mobil listrik. Sebelum ke Afirka, VinFast juga mask ke Indonesia.
Foto: Republika/Firkah Fansuri
VinFast terus melakukan langkah agresifnya dalam memasuki pasar mobil listrik. Sebelum ke Afirka, VinFast juga mask ke Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID,HO CHI MINH -- VinFast telah merekrut sebuah perusahaan di Ghana untuk mendistribusikan kendaraan listriknya di Afrika, sehingga menawarkan potensi keuntungan bagi pabrikan Vietnam tersebut sebagai penggerak awal dalam upayanya memasuki benua keempat.

Produsen mobil milik orang terkaya di Vietnam itu mengatakan pada Jumat (15/3/2024) malam bahwa mereka akan menjual "mobil listrik, skuter elektronik, sepeda listrik, dan bus listrik di seluruh Ghana dan Afrika Barat" melalui kesepakatan dengan Jospong Group. VinFast ingin kendaraan listriknya tersedia di 50 negara pada akhir tahun ini dan telah membuat kesepakatan di enam negara dalam sebulan terakhir untuk mencapai target tersebut.

Baca Juga

Di Afrika, Hyundai, Nissan, dan Porsche memimpin pasar kendaraan listrik terkecil di benua ini, menurut Badan Energi Internasional. “Kurangnya model yang murah, stasiun pengisian daya, dan mekanik membuat pengemudi enggan,”  kata IEA tahun lalu dalam sebuah laporan.

VinFast mengatakan kepada Nikkei Asia bahwa strateginya adalah memiliki jajaran produk yang "beragam". Itu termasuk truk, minicar, dan delapan model sepeda motor.

“Saya tidak mengetahui ada orang lain yang melakukan hal ini dalam skala besar seperti kami,” kata Ketua Le Thi Thu Thuy pada pertemuan puncak Nikkei-Financial Times baru-baru ini.

Enam SUV perusahaannya dihargai mulai dari 19.500 dolar AS hingga 79.800 dolar AS. Perusahaan tidak mengatakan kapan penjualan di Ghana akan dimulai.

Menurut survei tahun 2022 yang dilakukan untuk Komisi Energi Accra, China telah memasok sebagian besar kendaraan listrik di Ghana, di mana 53,6 persen pembelinya lebih memilih kendaraan listrik dibandingkan kendaraan berbahan bakar gas dan 54 persen pembelinya tidak akan menghabiskan lebih dari 20.000 dolar AS. 

“Meskipun Afrika sering disebut-sebut memiliki cadangan mineral baterai seperti kobalt dan tembaga, VinFast memilih ‘pasar geografis dengan potensi pertumbuhan tertinggi’ untuk penggunaan kendaraan listrik,” kata perusahaan yang merugi itu dalam sebuah presentasi bulan ini.

Kedatangannya di Afrika Barat mengikuti rencana ekspor ke Amerika Utara, Eropa dan Asia. Dalam beberapa minggu terakhir VinFast mencapai kesepakatan distribusi di Oman, yang pertama di Timur Tengah, membangun pabrik di India, meluncurkan model kemudi sisi kanan pertamanya di india, dan mengumumkan peluncuran di Thailand. Afiliasi taksinya juga menambahkan lokasi ketiga, di Laos.

“Langkah-langkah internasionalisasi baru-baru ini dapat bermanfaat dalam jangka menengah hingga panjang, namun hal tersebut tidak berdampak pada penjualan BEV [kendaraan listrik baterai],” Martin Schroeder, peneliti otomotif dan profesor di Universitas Ritsumeikan kepada Nikkei.

Dia mengatakan VinFast kecil kemungkinannya akan menjual banyak mobil premium di Afrika Barat, di mana mobil bekas dan skuter lebih cocok untuk pasar. Secara global, perusahaan tersebut mengirimkan 34.855 mobil listrik tahun lalu, 72persen di antaranya ke afiliasi taksinya.

VinFast adalah cabang EV dari Vingroup yang terdaftar di Nasdaq, konglomerat terbesar di Vietnam yang bisnisnya mencakup perumahan, hotel, sekolah, dan kecerdasan buatan. Vingroup mengatakan pihaknya sedang menjajaki opsi, kemungkinan besar di Afrika Barat, dengan Jospong dalam “operasi taksi, solusi transportasi umum, pendidikan, perhotelan dan real estate.”

 

sumber : Nikkei Asia
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement