REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi II DPR RI Guspardi Gaus meminta Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) mengantisipasi proses perpindahan orang ke IKN agar tidak menjadi permasalahan di kemudian hari. Guspardi mengemukakan hal itu saat rapat kerja dengan Otorita IKN di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (18/3/2024).
Menurutnya nantinya yang berpindah ke IKN itu adalah manusia yang bukan merupakan barang. Selain itu, menurutnya orang-orang yang berpindah pun merupakan orang profesional yang memiliki tugas di pemerintahan.
"Ini perlu diantisipasi agar tidak menjadi bumerang, ketika ada proses pemindahan itu dengan beragam persoalan," kata dia.
Dia mengatakan beberapa negara lain pun memiliki pengalaman dalam membangun ibu kota baru yang menjadi ibu kota dunia dan moderen. Namun terhadap IKN, dia merasa masih ada kegamangan karena IKN yang masih sepi.
"Perpindahan ini dalam rangka karena banyak masalah di Jakarta untuk kita tinggalkan, sehingga IKN ini perlu jadi ibu kota moderen," kata dia.
Sementara itu, anggota Komisi II DPR RI Aus Hidayat mengatakan bahwa semangat bangsa ini adalah "bangunlah jiwanya, bangunlah badannya," seperti yang terkandung dalam lirik lagu Indonesia Raya. Namun soal IKN, dia mengaku baru melihat badannya saja, belum dengan jiwanya.
"Jangan sampai tongkrongan garudanya saja yang ada dan mahal sekali, tapi jiwanya nggak ada di sana," kata Aus.
Kepala Otorita IKN Bambang Susantono mengatakan bahwa proses yang terjadi saat ini adalah masih dalam tahap pertama. Menurutnya tahapan pembangunan IKN bakal berlangsung hingga 2045 dan akan konsisten sesuai rencana.
"Kita baru berada pada tahap awal, membangun fondasi suatu perencanaan yang baik, fondasi dari tempat-tempat yang menjadi jangkar dari pembangunan-pembangunan ke depan," kata Bambang.