Senin 18 Mar 2024 16:10 WIB

Jadi Lokasi IKN, Produksi Padi di Kaltim 2023 Malah Turun

Penurunan produksi padi tersebut disebabkan karena adanya penurunan luas panen

Tanaman padi dengan varietas inpago 5 dan inpago 8 di Kabupaten Paser, Kalimantan Timur (ilustrasi).
Foto: Humas Balitbangtan.
Tanaman padi dengan varietas inpago 5 dan inpago 8 di Kabupaten Paser, Kalimantan Timur (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SAMARINDA -- Luas panen padi di Provinsi Kalimantan Timur pada 2023 mencapai sekitar 57,08 ribu hektare turun 7,89 ribu hektare atau 12,14 persen dibandingkan luas panen padi pada 2022 yang sebesar 64,97 ribu hektare.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim, Yusniar Juliana di Samarinda, Senin (18/3/2024), menjelaskan, produksi padi pada 2023 yaitu 226,97 ribu ton Gabah Kering Giling (GKG). Produksi itu mengalami penurunan 12,45 ribu ton atau 5,20 persen dibandingkan produksi padi di 2022 yang sebesar 239,42 ribu ton GKG.

Baca Juga

Kemudian produksi beras pada 2023 untuk konsumsi pangan penduduk mencapai 132,02 ribu ton. Angka ini mengalami penurunan 7,25 ribu ton atau 5,20 persen dibandingkan produksi beras di 2022 yang sebesar 139,27 ribu ton.

"Penghitungan penghitungan luas panen dengan menggunakan metode Kerangka Sampel Area (KSA)," kata Yusniar.

Ia menjelaskan KSA ini memanfaatkan teknologi citra satelit yang berasal dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) dan digunakan Badan Informasi Geospasial (BIG) untuk mendelineasi peta lahan baku sawah yang divalidasi dan ditetapkan oleh Kementerian ATR/BPN untuk mengestimasi luas panen padi.

"Januari 2024, produksi padi diperkirakan sebesar 1,86 ribu ton GKG, dan potensi produksi padi sepanjang Februari hingga April 2024 mencapai 78,07 ribu ton GKG," kata dia.

Dengan demikian, total potensi produksi padi pada Subround Januari−April 2024 diperkirakan mencapai 79,93 ribu ton GKG, atau mengalami penurunan sekitar 27,25 ribu ton GKG (25,42 persen) dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2022 yang sebesar 107,18 ribu ton GKG.

Penurunan produksi padi tersebut disebabkan penurunan luas panen padi pada Subround Januari−April 2023 dan September−Desember 2023, masing-masing sebesar 4,26 ribu hektare (13,33 persen) dan 3,56 ribu hektare (16,80 persen) dibandingkan periode yang sama pada 2022.

Menurutnya, penurunan produksi padi yang cukup besar secara absolut pada 2023 terjadi di beberapa wilayah seperti Kabupaten Paser, Kabupaten Kutai Timur, dan Kabupaten Berau. Di sisi lain, kabupaten/kota yang mengalami peningkatan produksi padi yang cukup besar, yaitu pada Kabupaten Kutai Kartanegara.

sumber : ANTARA
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement