Senin 18 Mar 2024 18:23 WIB

Sebut Stok Beras Banyak ada di Rumah Warga, Bos Bulog Akui tak Punya Data Valid Soal Itu

Dirut Bulog menyebut petani berencana menyimpan beras untuk hadapi tingginya harga

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Direktur Utama Perum BULOG Bayu Krisnamurthi (kanan) meninjau persedian beras serta penyerahan bantuan pangan beras cadangan pangan pemerintah kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di gudang Bulog, Cibitung, Bekasi, Jawa Barat, Jumat (16/2/2024). Pada kegiatan tersebut Presiden Jokowi mengatakan bantuan beras akan dilanjutkan sampai Juni 2024 dan bantuan akan dilanjutkan terus jika APBN mencukupi.
Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Direktur Utama Perum BULOG Bayu Krisnamurthi (kanan) meninjau persedian beras serta penyerahan bantuan pangan beras cadangan pangan pemerintah kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di gudang Bulog, Cibitung, Bekasi, Jawa Barat, Jumat (16/2/2024). Pada kegiatan tersebut Presiden Jokowi mengatakan bantuan beras akan dilanjutkan sampai Juni 2024 dan bantuan akan dilanjutkan terus jika APBN mencukupi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi mengatakan mayoritas stok beras bukan berada di gudang-gudang Bulog. Bayu mengatakan masyarakat yang paling banyak memiliki stok beras untuk saat ini.  

"(Stok) paling besar di rumah tangga. Masing-masing rumah memang sedikit tapi kalau dijumlahlan, maka jumlahnya sangat besar. Bahkan ditengarai 50 persen lebih stok beras ada di rumah tangga, termasuk rumah tangga tani," ujar Bayu saat media briefing Bicara BUMN bertajuk "Bicara Stok dan Harga Beras Terkini" di Ruang Media Center, Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (18/3/2024). 

Bayu sendiri belum memiliki data yang valid terkait hal tersebut. Namun, Bayu menilai fenomena ini juga telah dikonfirmasi oleh para pelaku usaha dan peneliti. Bayu mengatakan para petani mulai berpikir menyimpan hasil produksinya untuk sementara waktu. Hal ini guna mengantisipasi tingginya harga beras. 

"Saya dengar mudah-mudahan Bapanas merilis hasil kajian mereka soal stok dan ditengarai stok terbesar nasiobal ada di rumah tangga," ucap Bayu.

Setelah rumah tangga, Bayu menyebut stok beras terbesar kedua ada di tangan pelaku usaha atau organisasi yang memanfaatkan beras seperti restoran, hotel, rumah sakit, hingga lembaga pemasyarakatan. Setelahnya, baru ada pegadang, baik pegadang besar seperti di Cipinang atau pedagang kecil di toko. 

"Nah (terakhir) baru ada stoknya pemerintah, stok Bulog hari ini sekitar satu juta ton. Bulog terus mengusahakan menambah stok dari pengadaan dalam negeri dan luar negeri," kata Bayu.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement