Senin 18 Mar 2024 20:32 WIB

Kejar Target Investasi, Bahlil Berharap Pilpres Hanya Satu Putaran

Bahlil Lahadalia mengaku optimistis dapat mencapai target realisasi investasi.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Ahmad Fikri Noor
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia.
Foto: Republika/Dessy Suciati Saputri
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Investasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengaku optimistis dapat mencapai target realisasi investasi sebesar Rp 1.650 triliun tahun ini. Menurutnya, target tersebut bisa dicapai tergantung situasi perekonomian global.

"Bisa tercapai dengan melihat perkembangan ekonomi global," ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (18/3/2024).

Baca Juga

Ia menilai, kondisi ekonomi global sekarang belum stabil, karena masih ada ketegangan geopolitik di Timur Tengah, ditambah resesi di beberapa negara. Bahlil menambahkan, Indonesia telah melewati masa pemilihan presiden (pilpres) yang menjadi salah satu faktor kuat dalam mewujudkan pemenuhan realisasi investasi pada 2024. Dirinya berharap, Pilpres berlangsung hanya sekali putaran.

"Di awal kemarin saya katakan, belum bisa saya memutuskan apakah bisa tercapai atau tidak investasi itu tergantung dari kondisi politik dan Alhamdulillah kita punya Pilpres. Semoga apa yang diputuskan oleh KPU bisa hanya sekali putaran," ungkapnya.

Target investasi 2024 yang mencapai Rp 1.650 triliun, kata dia, juga merupakan salah satu syarat agar pertumbuhan ekonomi Indonesia di atas lima persen. Sementara, realisasi investasi pada 2023 telah tercapai sebesar Rp 1.418 triliun atau melampaui target yang ditetapkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebesar Rp 1.400 triliun (101,3 persen).

Capaian realisasi investasi sepanjang Januari-Desember 2023 itu tumbuh 17,5 persen secara tahunan (year on year) dibandingkan capaian 2022 yang mencapai Rp 1.207,2 triliun. Realisasi investasi sepanjang tahun lalu terdiri atas realisasi penanaman modal asing (PMA) sebesar Rp 744 triliun atau setara 52,4 persen dari total realisasi investasi dan realisasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp674,9 triliun atau mencapai 47,6 persen. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement