REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Aceh Selatan menyatakan volume sampah harian masyarakat di daerah itu meningkat hingga 20 persen pada bulan suci Ramadhan 1445 Hijriah/2024 Masehi. Volume sampah pada Ramadhan di Aceh Selatan mencapai 12 ton per hari. Sementara pada hari biasa 10 ton per hari.
"Ada peningkatan produksi sampah masyarakat selama bulan puasa dan ini biasa terjadi setiap tahun," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Aceh Selatan Teuku Masrizar yang dihubungi dari Banda Aceh, Senin (18/3/2024).
Teuku Masrizar mengatakan sampah tersebut kebanyakannya organik dari rumah tangga, seperti sisa-sisa makanan dan lainnya. Sedangkan sampah dari perkantoran, baik pemerintahan maupun swasta relatif tidak bertambah.
"Sebagian besar sampah organik. Sampah organik ini mudah terurai dan umumnya kami gunakan sebagai bahan baku kompos atau pupuk alami," kata Teuku Masrizar.
Teuku Masrizar mengatakan pemerintah daerah terus berupaya mengurangi volume sampah dari rumah tangga maupun industri. Caranya dengan terus mengajak masyarakat memilah sampah organik dan non-organik.
Sampah organik bisa diolah menjadi kompos atau pupuk. Sedangkan sampah nonorganik seperti plastik, kardus, dan lainnya bisa dijual untuk diolah kembali. "Banyak keuntungan memilah sampah. Jadi, sampah rumah tangga tersebut masih memiliki nilai ekonomis apabila dipilah. Dengan pemilihan ini, selain mengurangi volume sampah, juga bisa meningkatkan perekonomian masyarakat," kata Teuku Masrizar.