REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aksi tawuran di kota-kota besar seperti di Jakarta tak pernah surut, sekalipun di bulan Ramadhan. Bedanya di bulan suci ini, mereka membalut aksi tawuran dengan ‘perang sarung’. Beda istilah tapi sama-sama meresahkan masyarakat dan membahayakan nyawa. Aktornya pun sama, yaitu didominasi anak-anak remaja dan pelajar dan diawali dengan provokasi melalui media sosial.
Polda Metro Jaya mengaklaim telah melakukan sejumlah langkah dan tindakan untuk menanggulangi aksi perang sarung yang hampir setiap hari terjadi di bulan Ramadhan 1445 hijriah ini.
Disebutnya Polda Metro Jaya dan Polres serta Polsek jajaran terus berupaya memelihara Keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) dengn melakukan kegiatan kegiatan preemtif. Salah satunya kegiatan preemtif dengan memberikan imbauan, edukasi diilakukan langsung maupun digital.
“Kemudian kami meningkat kehadiran petugas kepolisian dilapangan (patroli), di jam-jam rawan, kemudian di jam-jam kegiatan masyarakat yang membutuhkan kehadiran kepolisian,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi kepada awak media, Senin (18/3/2024).