Selasa 19 Mar 2024 07:00 WIB

Provokasi Terkini Korut, Tembakan Balistik Saat Blinken ke Seoul

Tiga rudal yang diluncurkan terbang sejauh 350 kilometer.

Rep: Lintar Satria/ Red: Setyanavidita livicansera
Layar televisi yang memperlihatkan peluncuran rudal balistik miliki Korea Utara.
Foto: AP Photo/Ahn Young-joon
Layar televisi yang memperlihatkan peluncuran rudal balistik miliki Korea Utara.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Korea Utara (Korut) menembakan rudal balistik jarak pendek untuk pertama kalinya dalam dua bulan. Tepat ketika Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) berkunjung ke Seoul untuk menghadiri konferensi demokrasi yang dipimpin Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk yeol.

Militer Korsel mengatakan beberapa rudal balistik jarak pendek terbang sekitar 300 kilometer setelah ditembakan antara pukul 07.44 dan 08.22 pagi waktu setempat dari utara Ibukota Pyongyang ke pesisir timur Korut. Korsel mengecam peluncuran itu sebagai "provokasi langsung" dan akan berbagi informasi dengan AS dan Jepang.

Baca Juga

Kementerian Pertahanan Jepang mengatakan, tiga rudal yang diluncurkan terbang sejauh 350 kilometer dengan ketinggian maksimal 50 kilometer. Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengecam peluncuran tersebut setelah pasukan penjaga pantai negaranya juga melaporkan tembakan yang tampaknya seperti rudal balistik.

Jepang kemudian mengatakan mereka mendeteksi peluncuran rudal balistik kedua Korut dan dua tembakan rudal tersebut jatuh di luar zona ekonomi eksklusif Jepang. "Serangkaian aksi Korea Utara mengancam perdamaian dan keamanan kawasan kami dan masyarakat internasional dan jelas tidak bisa diterima," kata Kishida, Senin (18/3/2024).

Ia menyebut peluncuran tersebut melanggar resolusi PBB. Beberapa pekan terakhir militer Korut menggelar latihan menggunakan senjata konvensional dan kerap diawasi langsung Pemimpin Korut Kim Jong-un. Usaha Pyongyang menunjukkan kekuatannya sebagai respon atas latihan gabungan militer skala besar Korsel-AS selama 10 hari yang berakhir pada Kamis (14/3/2024).  

Pada Ahad (17/3/2024), militer Korsel juga memobilisasi marinir, helikopter serbu, dan kendaraan tempur amphibi dalam latihan yang bertujuan meningkatkan jumlah pasukan yang memperkuat kepulauan sebelah barat di perbatasan laut dengan Korut. Pyongyang pernah menembaki kepulauan itu pada tahun 2010.

Blinken salah satu pejabat senior dari seluruh dunia yang menghadiri konferensi Summit for Democracy yang dibuka Senin ini. Ia akan bertemu Menteri Luar Negeri Korsel Cho Tae-yul. Pertemuan atas inisiatif Presiden AS Joe Biden ini bertujuan membahas cara kemunduran demokrasi dan erosi hak asasi dan kebebasan di seluruh dunia.

Terakhir Korut menembakan rudal balistik adalah pada 14 Januari lalu. Saat itu Pyongyang mengatakan mereka menembakan rudal hipersonik jarak-menengah yang menggunakan bahan bakar padat untuk menguji mesin pendorong baru dan kemampuan manuver hulu ledaknya.

Satu bulan kemudian Korut meluncurkan beberapa rudal jelajah ke pesisir timur. Termasuk, rudal yang mereka sebut rudal anti-kapal baru. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement