Oleh : Ir. Rinasa Agistya Anugrah, S.Pd., M.Eng (Sekretaris Program Studi D4 Teknologi Rekayasa Otomotif UMY)
REPUBLIKA.CO.ID, Kualitas belajar bagi seorang pembelajar seperti siswa dan mahasiswa adalah suatu hal yang wajib untuk direalisasikan. Memasuki bulan Ramadhan hendaknya seorang Mukmin mampu meningkatkan kualitas belajarnya.
Bulan Ramadhan adalah momen bagi seorang pembelajar Muslim untuk meningkatkan ketakwaan, dan ketakwaan itu membutuhkan pembuktian yaitu ibadah. Dalam QS Az-Zariyat ayat 56 yang artinya "Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku" membuktikan bahwa manusia diciptakan itu untuk beribadah kepada Allah. Terlebih lagi bahwa telah kita ketahui semua pahala kebaikan dalam bulan Ramadhan akan dilipatgandakan berkali-lipat sehingga seorang Muslim hendaknya berlomba-lomba untuk meningkatkan ibadah di dalam bulan ini.
Belajar atau menuntut ilmu adalah suatu ibadah sebagaimana telah kita ketahui bahwa menuntut ilmu itu adalah perintah Allah seperti dalam QS At-Taubah ayat 122. Berdasarkan ayat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar untuk memperdalam pengetahuan itu adalah perintah Allah, khususnya belajar agama dan secara umum ilmu dunia. Sehingga Mukmin yang meningkatkan kualitas belajar apalagi dalam bulan Ramadhan maka keberuntungan yang didapatkan akan sangat banyak dan diperoleh di dunia dan akhirat.
Ilmu adalah hal terpenting yang merupakan modal awal sebelum melakukan segalanya. Hadits Riwayat Bukhari menyebutkan "Berilmulah sebelum kamu berbicara, beramal, atau beraktivitas." Untuk itu sebagai Mukmin apalagi pemelajar, menuntut ilmu adalah bagian yang utama dan senantiasa harus ditingkatkan kualitasnya.
Jangan hanya mengejar kuantitas atau banyaknya ilmu yang dipelajari, tetapi dengan satu ilmu diperdalam agar mengetahui secara mendalam tentang satu ilmu tersebut sampai ke akar-akarnya. Inilah yang dimaksud dengan kualitas ilmu.
Jika banyak tahu tentang banyak ilmu namun hanya dangkal maka ini hanya disebut kuantitas dan bukanlah kualitas. Seorang ahli atau pakar pastilah hanya menguasai ilmu beberapa hal saja, tidak banyak tetapi sangat mendalam. Inilah bukti dari kualitas ilmu yang telah dipelajarinya.
Maka seorang Mukmin jika belajar ilmu agama harus kafah, menyeluruh, dan mendalam. Ditambah lagi dengan ilmu-ilmu dunia lainnya yang dipilih untuk dipelajari yang dapat digunakan untuk kelangsungan hidupnya sehingga mendukung dalam peningkatan kualitas ibadah.
Ketika berpuasa seseorang dilatih menahan hawa nafsu dan amarah, tidak hanya menahan lapar dan dahaga. Kualitas ibadah yang akan menentukan suksesnya seorang muslim di bulan Ramadhan akan linier dengan peningkatan kualitas belajar baik itu belajar ilmu agama maupun ilmu lainnya yang akan menjadi bekal bagi kehidupan di dunia dan di akhirat.
Proses belajar ketika seseorang berpuasa akan membentuk pribadi seseorang yang sabar dan mampu menahan hawa nafsunya serta tetap gigih dalam menjalani aktivitasnya meskipun dalam keadaan menahan lapar dan haus. Di sinilah seseorang ditempa dengan pembelajaran yang diterapkan langsung (learning by doing), dan yang menggemblengnya secara langsung adalah Allah sendiri, karena puasa adalah hukumnya wajib bagi orang yang beriman.
Seperti Firman-Nya dalam QS Al-Baqarah ayat 183. Dari ayat tersebut dan ayat-ayat yang dijelaskan sebelumnya dapat ditarik kesimpulan bahwa kita sebagai Mukmin terlebih lagi pembelajar harus meniatkan segala aktivitas kita sebagai ibadah, serta selalu lkhlas mengarapkan pahala semata-mata hanya dari Allah. Maka kita akan memperolah pahala yang berlipat ditambah dengan peningkatan derajat di sisi Allah SWT.