Selasa 19 Mar 2024 08:34 WIB

LSM: Solusi Kelaparan Gaza Sangat Sederhana 

Membiarkan truk bantuan masuk, adalah hal yang bisa dilakukan.

Rep: Lintar Satria/ Red: Setyanavidita livicansera
Relawan di salah satu dapur World Central Kitchen (WCK) menyiapkan makanan untuk dihidangkan kepada warga Palestina yang mengungsi di kamp Rafah, Jalur Gaza bagian selatan, (18/3/2024).
Foto: EPA-EFE/HAITHAMI IMAD
Relawan di salah satu dapur World Central Kitchen (WCK) menyiapkan makanan untuk dihidangkan kepada warga Palestina yang mengungsi di kamp Rafah, Jalur Gaza bagian selatan, (18/3/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- CEO Medical Aid for Palestinians Melanie Ward mengatakan peringatan kelaparan yang akan terjadi di Gaza tidak ada artinya bila tidak ada yang dilakukan. Lembaga Ward memberikan layanan medis di Gaza.

"Selama lima bulan terakhir, kami konsisten mengeluarkan peringatan mengenai betapa buruknya apa yang terjadi di Gaza, tidak ada yang dilakukan, faktanya hanya semakin buruk," kata Ward seperti dikutip Aljazirah, Senin (18/3/2024).

Baca Juga

"Apa yang semakin buruk sebenarnya masalah yang sangat sederhana untuk dipecahkan, bila Israel membiarkan bantuan makanan masuk, kita dapat segera menghentikan kelaparan," tambahnya.

Ward mengatakan fakta 19 truk bantuan dapat masuk ke Gaza utara baru-baru ini menunjukkan hal itu mungkin dilakukan. Sementara itu merespon peringatan terbaru dari Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell dan pemimpin-pemimpin lain mengenai kelaparan di Gaza.

Ward mengatakan ini waktunya untuk bertindakan dari sekadar kata-kata hangat yang sejauh ini tidak menghasilkan apa-apa. "Kami melihat Borrell dan yang lainnya mengatakan 'kelaparan digunakan sebagai senjata perang.' Pertanyaan saya: Apa yang akan mereka lakukan tentang itu? Apa yang mereka lakukan untuk mencegah kelaparan?" kata Ward.

Dalam konferensi di Brussels, Borrell mengatakan Gaza "tidak lagi berada di jurang kelaparan, tapi dalam keadaan kelaparan" yang disengaja oleh Israel. "Ini tidak dapat diterima. Kelaparan digunakan sebagai senjata perang," kata Borrell.

Pernyataan cepat segera menarik respon keras dari kepala kebijakan luar negeri Israel yang mengklaim Israel sebenarnya mengizinkan bantuan "ekstensif" tiba di Gaza dan menyalahkan pejabat Uni Eropa yang tidak adil "menyerang" Israel. Sejumlah kelompok kemanusiaan mengatakan Israel sengaja memblokir bantuan masuk ke Gaza untuk menciptakan kondisi kelaparan. Dalam laporan terbarunya lembaga amal asal Inggris, Oxfam mengatakan kebijakan Israel menghalangi bantuan menciptakan "badai sempurna bagi bencana kemanusiaan." 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement