Selasa 19 Mar 2024 10:05 WIB

Wartawan Aljazirah Dilepas Tentara Israel Setelah 12 Jam Disiksa

Al-shifa adalah “kota kecil” tempat para jurnalis berusaha menyampaikan berita.

Warga Palestina mendoakan jenazah korban pemboman Israel yang dibawa dari Rumah Sakit Shifa sebelum menguburkannya di kuburan massal di kota Khan Younis, Jalur Gaza selatan, Rabu, (22/11/2023).
Foto: AP Photo/Mohammed Dahman
Warga Palestina mendoakan jenazah korban pemboman Israel yang dibawa dari Rumah Sakit Shifa sebelum menguburkannya di kuburan massal di kota Khan Younis, Jalur Gaza selatan, Rabu, (22/11/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Koresponden Aljazirah, berbahasa Arab Ismail al-Ghoul telah dibebaskan setelah ditangkap selama 12 jam dan dipukuli habis-habisan oleh pasukan Israel di Rumah Sakit al-Shifa Kota Gaza. Al-Ghoul berada di sana pada Senin (18/3/2024) pagi, bersama krunya dan wartawan lainnya untuk meliput serangan keempat tentara Israel ke rumah sakit tersebut, di mana ribuan warga sipil terjebak, termasuk staf medis, pasien, dan keluarga pengungsi.

Saksi mata mengatakan, reporter Aljazirah tersebut diseret oleh pasukan Israel, yang juga menghancurkan kendaraan penyiaran kru berita di fasilitas medis tersebut. Dia kemudian dibebaskan setelah 12 jam ditahan Israel. Al-Ghoul mengatakan kepada Aljazirah, setelah pembebasannya bahwa pasukan Israel telah menghancurkan peralatan media dan menangkap jurnalis yang berkumpul di sebuah ruangan yang digunakan oleh tim media.

Baca Juga

Dia mengatakan, para jurnalis itu ditelanjangi dan dipaksa tengkurap dengan mata ditutup dan tangan mereka diikat. “Tentara Israel akan melepaskan tembakan untuk menakuti mereka jika ada gerakan,” kata al-Ghoul. Ia menambahkan, ia telah mendengar beberapa rekannya juga dibebaskan, namun ia tidak memiliki cukup informasi mengenai keberadaan mereka.

Rumah Sakit Al-Shifa, yang terbesar di Jalur Gaza, telah menjadi basis bagi jurnalis untuk melaporkan perang Israel selama lebih dari lima bulan di wilayah kantong Palestina. Hani Mahmoud dari Aljazirah, melaporkan dari Rafah, mengatakan al-Ghoul “disiksa, dipukuli dan ditahan oleh militer Israel bersama dengan anggota krunya di darat”. 

Mahmoud, mengutip para saksi, mengatakan banyak warga Palestina yang dipukuli dan dicaci-maki, beberapa di antaranya ditutup matanya dan tangan mereka diikat ke belakang. "Mereka kemudian dimasukkan ke dalam truk militer Israel dan dibawa ke lokasi yang tidak diketahui," katanya.

Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan, pasukan Israel meluncurkan rudal dan melepaskan tembakan ke salah satu gedung rumah sakit, membunuh dan melukai warga Palestina, dan sebagian halaman rumah sakit dibuldoser. Menurut Mahmoud, pasukan Israel juga telah menangkap lebih dari 80 warga Palestina lainnya, termasuk “staf medis perempuan dan jurnalis lainnya”.

“Tentara Israel membuat daftar tuduhan bahwa mereka mencari orang-orang yang dicari di dalam kompleks tersebut tetapi sejauh ini belum memberikan bukti substansial, untuk membenarkan apa yang terjadi di dalam al-Shifa,” kata Mahmoud.

Israel telah berulang kali mengatakan Hamas, kelompok bersenjata Palestina yang memerintah Jalur Gaza yang terkepung, telah “berkumpul kembali” di dalam al-Shifa dan “menggunakannya untuk memerintahkan serangan terhadap Israel”.

Mansour Shouman, seorang jurnalis warga yang pernah melaporkan dari Rumah Sakit al-Shifa dan Nasser di Gaza selatan, menggambarkan rumah sakit di wilayah tersebut sebagai “kota kecil” tempat para jurnalis berusaha “menyampaikan berita ke dunia”. Rumah sakit adalah salah satu dari sedikit daerah yang memiliki generator, yang penting untuk menyediakan layanan internet, kata Shouman kepada Aljazirah. 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement