Selasa 19 Mar 2024 13:22 WIB

Puluhan Karya Seni Rupa Islami Bertajuk 'Bulan Terbit' di Pamerkan Grey Art Gallery Braga

Pameran ini diharapkan dapat menumbuhkan potensi besar seni rupa Islam

Red: Arie Lukihardianti
Kurator Pameran Bulan Terbit, Wildan F Akbar sedang menjelaskan soal pameran
Foto: Dok Republika
Kurator Pameran Bulan Terbit, Wildan F Akbar sedang menjelaskan soal pameran

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG---Grey Art Gallery menghadirkan pameran seni rupa Islami yang bertajuk "Bulan Terbit." Pameran ini diharapkan tidak hanya menjadi ajang apresiasi seni, tetapi juga dapat menjadi forum diskusi dan berbagi pemikiran yang memperkaya pemahaman akan seni rupa Islam sebagai jembatan untuk memahami budaya dan nilai-nilai Islam secara lebih mendalam. 

Menurut Management Grey Art Gallery, Chamid Nur Dwaji, karya-karya yang dipamerkan pada "Bulan Terbit" mencerminkan keindahan, kearifan, dan kedalaman nilai-nilai Islam. Dari kaligrafi yang indah hingga karya karya instalasi yang menghadirkan pengalaman spiritualitas. Setiap karya seni yang dipamerkan menawarkan pandangan yang mendalam tentang keragaman seni rupa Islami. Pameran “Bulan Terbit” menampilkan 85 karya dari 75 seniman. Pameran ini juga berkolaborasi dengan Bormove dan Holy Zpace.

Baca Juga

"Kami berharap pameran 'Bulan Terbit' tidak hanya memberikan kesempatan bagi pengunjung untuk menikmati keindahan seni rupa Islami tetapi juga untuk merangsang pemikiran dan diskusi yang membangun," ujar Chamid, Selasa (19/3/2024).

Selain itu, kata dia, pameran ini diharapkan dapat menumbuhkan potensi besar seni rupa Islam sebagai jembatan antara budaya, nilai-nilai Islami dengan masyarakat luas. Pameran ini akan berlangsung dari tanggal 15 Maret 2024 hingga 14 April 2024. 

Pameran Seni Rupa Islami Indonesia, Grey Art Gallery 2024. Pameran bertajuk “Bulan Terbit” ini berusaha menelaah perkembangan terkini wacana visual seni rupa Islami di Indonesia. Sasaran yang ditawarkan adalah gagasan visual dan diskursus yang berhubungan dengan perkembangan seni rupa Islami di Indonesia serta variabel pendukungnya. 

Sementara menurut Kurator Pameran, Wildan F Akbar, Bulan Terbit Exhibition ini hadir bertepatan dengan bulan suci Ramadhan yang dirayakan oleh kaum Muslim dunia. Sehingga pameran seni rupa Islami ini merupakan bentuk apresiasi di tengah perbedaan latar belakang masyarakat yang beragam. 

"Bulan Terbit Exhibition dapat dijadikan sebagai penanda perkembangan seni rupa Islami dan wujud toleransi antar umat beragama dalam menyajikan karya rupa dari sudut pandang yang beragam. Senimannya tak hanya beragama islam yang non islam juga ada yang menampilkan karyanya," paparnya.

Secara historis, kata dia, seni Islam mengalami interaksi dan integrasi. Artinya, dengan perkembangan wilayah Islam, seni Islam banyak berinteraksi dengan kebudayaan lain dan memunculkan keanekaragaman ekspresi seni. Namun, akulturasi ini selalu terintegrasi dalam sebuah worldview Islam yang memiliki karakteristik partikular yang membedakan seni Islam dengan seni-seni lain. 

Hal ini, kata dia, sangat urgen dilakukan agar seni Islam sebagai produk historis yang didasarkan pada konsep estetika Islam dapat berkembang dengan baik. Seperti halnya, seni-seni lain dalam kebudayaan Barat yang telah mendominasi peradaban dunia. Seni Islami juga dapat berinteraksi dengan seni lain, untuk mengambil unsur positif tanpa harus menanggalkan jati dirinya. 

Seni rupa Islam, kata dia, merupakan sarana ekspresi dan kreasi seniman yang diwujudkan dengan karya seni yang berlandaskan pada aspek-aspek Islam. Seni menjadi sebuah pengantar ajaran Islam melalui media visual yang mengandung nilai keindahan dan kebaikan. Perkembangan seni rupa Islami dewasa ini, mengalami transformasi yang menarik untuk dibahas sebagai wacana diskursus. "Seni Islam tidak harus bercerita tentang Islam," katanya. 

Seni Islami, kata dia, adalah ekspresi keindahan visual dari perspektif Islam tentang alam dan kehidupan. Manusia sebagai subjek untuk mengantarkan pertemuan antara kebenaran dan keindahan melalui karya seni yang diciptakan. Maka sikap penghormatan terhadap peran individu dan subjek seniman sebagai Muslim atau bukan, berada pada tatanan yang bersifat etik dan kritikal. Wacana seni rupa Islami sebagai gagasan baru untuk mengakomodasi kompleksitas seni rupa Islam menjadi kebutuhan yang mesti direalisasikan. 

"Eksistensi praktik seni rupa Islami dengan latar belakang yang berbeda akan memperkaya warna seni rupa Indonesia," katanya. 

Tahun 1970-an, kata dia, dapat dikatakan sebagai awal kelahiran seni rupa modern Islam di Indonesia ditandai dengan maraknya perbincangan serius perihal topik-topik seni rupa Islam yang terus berkembang hingga sekarang. Gagasan pameran seni rupa Islami bertajuk “Bulan Terbit” akan menggambarkan perkembangan seni rupa Islam di Indonesia saat ini dengan segala variabel yang relevan dengan zamannya. 

"Lebih jauh ini akan memberikan kontribusi seni terhadap perkembangan seni rupa Indonesia dalam konstelasi seni rupa dunia," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement