REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan 20 warga Palestina tewas dalam serangan udara Israel ke Rafah dan bagian tengah Jalur Gaza. Rafah yang terletak di ujung selatan pemukiman itu menampung lebih dari 1 juta pengungsi yang berasal dari daerah lain.
Pejabat medis Gaza mengatakan 14 orang tewas dan puluhan lainnya terluka dalam serangan ke Rafah. Serangan tersebut menghantam beberapa rumah dan apartemen. Enam orang lainnya tewas dalam serangan udara ke sebuah rumah di kamp pengungsian Al-Nuseirat.
Di Kota Deir Al-Balah, Gaza tengah, sekitar 14 kilometer selatan Kota Gaza, terdengar suara ledakan yang tercampur dengan suara petir dan hujan. Menambah penderitaan keluarga-keluarga yang tinggal di tenda-tenda sementara.
"Kami tidak bisa lagi membedakan antara suara petir dan pengeboman," kata Shaban Abdel-Raouf, ayah lima anak di Deir Al-Balah melalui aplikasi kirim-pesan, Senin (18/3/2024).
"Kami terbiasa menunggu hujan dan berdoa pada Tuhan bila terlalu terlambat. Hari ini kami berdoa agar tidak hujan, menambah penderitaan para pengungsi," katanya.
Perang Israel di Gaza yang kini sudah berlangsung enam bulan pecah setelah Hamas menggelar serangan mendadak ke Israel pada 7 Oktober lalu. Israel mengklaim Hamas membunuh sekitar 1.200 orang dan menculik 250 lainnya dalam serangan itu.
Sementara Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan serangan Israel ke Gaza sudah menewaskan 31 ribu orang Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak. Negosiasi kesepakatan gencatan senjata kembali digelar pada pekan ini dengan delegasi Israel bertolak ke Qatar.
"Kami menantikan kabar baik dari Qatar, apakah ini terjadi kali ini? Apakah mereka mencapai kesepakatan? Lebih dari 2 juta orang di Gaza berdoa mereka mencapai kesepakatan," kata Abdel-Raouf.