REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA — Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Yogyakarta menggencarkan pengawasan makanan untuk berbuka puasa (takjil). Pengawasan dilakukan di lima kabupaten/kota wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Ketua Tim Kegiatan Program Pasar Pangan Aman Berbasis Komunitas BBPOM Yogyakarta Yustina Etik mengatakan, pengawasan dikoordinasikan dengan Dinas Kesehatan di masing-masing daerah. Menurut dia, pengawasan dilakukan dengan menguji sampel makanan takjil di sejumlah lokasi penjualan setiap pekannya.
“Untuk pertama kami lakukan hari ini di wilayah Sleman. Berikutnya setiap pekan di wilayah lain secara acak, dengan prioritas tempat-tempat yang ramai penjualan takjil,” kata Yustina di Yogyakarta, Selasa (19/3/2024).
Menurut Yustina, sejumlah zat berbahaya yang menjadi perhatian utama dalam pengawasan takjil ini, antara lain rhodamin B, metanil yellow, formalin, juga boraks. Ia menyebut keempat bahan itu paling sering digunakan untuk campuran makanan.
“Misalnya, kalau warna makanan merah mencolok atau kuning mencolok, akan kami uji apakah mengandung rhodamin B dan metanil yellow atau tidak. Kemudian bakso dan mi kita uji soal kandungan boraks dan formalin,” kata Yustina.
Dalam pengawasan yang dilakukan di kawasan Jalan Pandega Marta, Kabupaten Sleman, pada Selasa, BBPOM memeriksa 21 sampel makanan takjil. “Dari 21 sampel pangan semua memenuhi syarat,” ujar dia.
Yustina mengimbau masyarakat lebih teliti saat membeli makanan takjil atau bahan pangan lainnya. Dengan pengawasan yang dilakukan, diharapkan tidak ada makanan takjil dengan kandungan bahan berbahaya. “Yang jelas masyarakat harus selalu waspada,” katanya.