REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno berupaya menjaga status pariwisata halal Indonesia agar tetap menjadi yang terbaik dan nomor satu di dunia sehingga bisa berkontribusi bagi perekonomian bangsa.
“Indonesia dinobatkan menjadi destinasi wisata halal terbaik dunia, kami butuh bimbingan dari MUI agar ini bisa kita pertahankan dan membuka peluang usaha dan lapangan kerja khususnya bagi para UMKM,” kata Sandiaga usai penandatanganan nota kesepahaman bersama Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam pengembangan dan peningkatan pariwisata dan ekonomi kreatif halal di Jakarta, Selasa (19/3/2024).
Sandiaga mengatakan, salah satu upaya yang dilakukan dalam menjaga status Indonesia sebagai pariwisata halal nomor satu di dunia yakni dengan menjalin kerja sama dengan MUI. Menurut Sandiaga, MUI nantinya akan memberikan saran dan masukan terkait kebijakan-kebijakan yang diterapkan oleh Kemenparekraf dalam pengembangan dan peningkatan pariwisata halal.
“Kami butuh bimbingan dari MUI, karena pariwisata dan ekonomi kreatif ini berkembangnya cepat sekali jadi masukan-masukan dari MUI kami butuhkan,” ucap Sandiaga.
Dia mengatakan bahwa pihaknya juga akan melakukan peningkatan sumber daya manusia (SDM), mendorong agar penggiat pariwisata halal mempelajari kemampuan baru, berinovasi, beradaptasi dengan perkembangan zaman dan terus kolaborasi dengan pemangku kepentingan lainnya.
“Kami terus mendorong dan kita perlu bimbingan dari MUI, kita harus terus berinovasi dengan bimbingan para ulama. Karena fokus ke depan adalah Muslim Friendly Tourism, bukan hanya kita bicara mengenai halal hotel, halal transport, halal food, halal tour packages dan halal finance,” ujar Sandiaga.
Berdasarkan Laporan Global Muslim Travel Index (GMTI) 2023 menempatkan Indonesia peringkat pertama sebagai destinasi wisata halal terbaik di dunia, mengalahkan 140 negara lainnya.
“Jadi kita sempat terlempar di luar tiga besar. Alhamdulillah berkat doa dari para ulama dan juga dari perjuangan penggerak pariwisata halal, kita kembali dan ini sekaligus rekor kita bisa menempatkan diri sebagai peringkat pertama,” tuturnya.
Dijelaskannya bahwa wisata halal memiliki tiga yang pertama need to have meliputi halal food, prayer facilities, water-friendly washroom, no Islamphobia. Kedua good to have yakni lebih baik jika ada fasilitas yang lebih bersih dan nyaman untuk social causes, ramah dan services.
“Selanjutnya (yang ketiga) tingkatan tertinggi yakni nice to have yakni fasilitas rekreasi yang ramah Muslim. Berlapang-lapang dalam menjaga privasi, bagaimana kita juga bisa menutup nonhalal services terutama di bulan Ramadhan,” jelas Sandiaga.
Dia berharap bahwa posisi Indonesia sebagai tujuan pariwisata halal utama akan membuka peluang lapangan kerja baru, yang pada gilirannya akan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi negara.
“Jadi kalau bicara mengenai pariwisata halal atau halal tourism ini, 99 persen adalah para UMKM. UMKM ini 97 persen menciptakan lapangan kerja. Semakin besar pariwisata halal ini, maka semakin besar UMKM kita memberikan kontribusi kepada ekonomi,” ucapnya.