Rabu 20 Mar 2024 07:00 WIB

Bantuan World Central Kitchen Tiba di Gaza Utara 

Hampir 200 juta ton bantuan makanan tiba di Gaza, lewat Siprus.

Rep: Lintar Satria/ Red: Setyanavidita livicansera
Anggota keluarga Al-Rabaya berbuka puasa selama bulan suci Ramadhan di luar rumah mereka yang hancur akibat serangan udara Israel di Rafah, Jalur Gaza, Senin, (18/3/2024).
Foto: AP Photo/Fatima Shbair
Anggota keluarga Al-Rabaya berbuka puasa selama bulan suci Ramadhan di luar rumah mereka yang hancur akibat serangan udara Israel di Rafah, Jalur Gaza, Senin, (18/3/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Bantuan lembaga amal asal Amerika Serikat (AS) World Central Kitchen (WCK) mengatakan, hampir 200 juta ton bantuan makanan sudah tiba di Gaza utara. Satu pekan setelah dikirim lewat jalur laut dari Pelabuhan Larnaca, Siprus.

WKC bekerjasama dengan Uni Emirat Arab dan lembaga amal asal Spanyol, Open Arms, mengirimkan makanan lewat rute laut sejauh 322 kilometer dari Larnaca ke dermaga darurat di pesisir Gaza. Bantuan tiba di Gaza pada Jumat (15/3/2024).

Baca Juga

Konvoi delapan truk bantuan miliki Program Pangan Dunia (WFP) mengangkut bantuan yang setara sekitar setengah juta makanan itu ke destinasi akhir pada Selasa (19/3/2024). Laporan yang didukung PBB pada Senin (18/3/2024) mengatakan sekitar 300 ribu masyarakat yang terjebak Gaza utara akan "segera" mengalami kelaparan. Jumlah orang yang terancam mengalami "bencana kelaparan" di seluruh Gaza naik menjadi 1,1 juta orang atau setengah dari populasi kantong pemukiman tersebut.

WCK dan pemerintah Siprus mengatakan kapal kedua yang membawa 240 ton makanan akan berangkat menunggu kondisi cuaca. "WCK sudah mengirimkan berton-ton makanan setiap pekannya ke Gaza untuk mendukung masyarakat internasional," kata WCK dalam pernyataannya, Selasa (19/3/2024).

Lembaga-lembaga bantuan mengatakan makan yang dikirimkan melalui Laut sangat tidak cukup dibandingkan skala kebutuhan masyarakat. Mereka mendesak Israel mengizinkan lebih banyak bantuan masuk lewat rute darat.

Siprus yang mendukung inisiatif WCK ingin mengkoordinasikan lebih banyak bantuan ke Gaza. Juru bicara pemerintah Konstantinos Letymbiotis mengatakan Siprus akan menjadi tuan rumah pertemuan sejumlah negara pada 21 Maret untuk membahas hal itu.

"Akan ada tukar pandangan mengenai materi bantuan apa saja yang dapat ditawarkan negara-negara, besarnya bantuan kemanusiaan untuk non-kombatan di Gaza membutuhkan dukungan banyak negara," katanya.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement