REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada Rabu pagi melemah di tengah proyeksi pasar dan analis bahwa Bank Indonesia (BI) akan menahan suku bunga BI-Rate di level enam persen.
Pada awal perdagangan Rabu pagi, rupiah dibuka tergelincir empat poin atau 0,03 persen menjadi Rp 15.722 per dolar AS dari sebesar Rp 15.718 per dolar AS.
"BI belum akan mengubah suku bunganya. Kalau untuk menaikkan juga tidak, karena inflasi Indonesia masih stabil. Kalau untuk menurunkan, bahaya ke risiko pelemahan nilai tukar rupiah karena The Fed masih bertahan," kata pengamat pasar uang Ariston Tjendra kepada ANTARA di Jakarta, Rabu (20/3/2024).
Pasar menantikan pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur BI (RDG BI) hari ini terutama tentang arah kebijakan suku bunga BI-Rate. Selain itu, perhatian pelaku pasar juga tertuju kepada pengumuman hasil rapat moneter bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed pada Kamis dini hari nanti.
Dolar AS masih terlihat menguat terhadap nilai tukar utama dunia dan emerging markets. Indeks dolar AS masih mengalami penguatan sejak pekan lalu, kini berada di 103,87 sementara penutupan pekan lalu di kisaran 103,44.
Data inflasi AS yang dirilis pekan lalu menunjukkan peningkatan, memicu ekspektasi pelaku pasar bahwa The Fed pascarapat nanti mungkin akan memberikan pernyataan yang tidak terlalu agresif soal pemangkasan suku bunga acuannya tahun ini sehingga dolar AS menguat sejak rilis data inflasi AS menunjukkan kenaikan.
Inflasi AS meningkat menjadi 3,2 persen secara year on year (yoy) pada Februari 2024, lebih tinggi dibandingkan perkiraan pasar sebesar 3,1 persen (yoy) karena adanya kenaikan harga pangan dan energi.
Ariston memprediksi potensi pelemahan rupiah hari ini ke arah Rp15750 per dolar AS hingga Rp15.780 per dolar AS, dengan potensi support di sekitar Rp15.700 per dolar AS.