Rabu 20 Mar 2024 15:22 WIB

Abdul Mu'ti: Penting Ubah Cara Dakwah Muhammadiyah di Era Digital

Anak muda saat ini menjadi pengguna sosial media paling aktif.

Red: Ani Nursalikah
Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Prof Abdul Muti
Foto: dok ist
Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Prof Abdul Muti

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof Abdul Mu’ti menyebut penting untuk Muhammadiyah mengubah pola pikir atau mindset cara berdakwah di masyarakat di era digital pada saat ini.

"Kita harus mengubah cara berdakwah dengan semakin banyak menerjemahkan isu-isu besar menjadi suguhan yang menarik lewat platform digital," katanya melalui keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (20/3/2024).

Baca Juga

Mu'ti menilai manusia memiliki jaringan yang saling berkoneksi dan tidak terbatas. Tentunya peningkatan ini juga berdampak terutama pada pemahaman keagamaan, peradaban, serta kebudayaan antarmanusia dan bangsa.

Ia menyarankan Muhammadiyah untuk juga mengubah kultur berdakwah dalam menghadapi masyarakat digital. Jika tidak melakukan perubahan itu, maka Muhammadiyah akan mengalami tiga D, yaitu degradasi, delusi, dan disrupsi.

"Kita harus melakukan inovasi dan konsisten mempertahankan ajaran Muhammadiyah yang inklusif dengan seluruh lapisan masyarakat," ujarnya.

Terkait hal tersebut, Direktur Lembaga Survei Indikator Prof Burhanuddin Muhtadi mengatakan media sosial memegang peranan penting dalam profil baru masyarakat. Anak muda saat ini menjadi pengguna sosial media paling aktif.

Menurut Burhanuddin, gerakan dakwah Muhammadiyah harus menjawab tantangan zaman dengan mengangkat isu yang lebih ramah terhadap anak muda. "Muhammadiyah harus memiliki pola dakwah dari based on reality, menjadi kombinasi offline dan online, dengan menyasar seluruh ruang-ruang platform media harus diisi," ujarnya.

Hal itu, ucap Burhanuddin, diiringi dengan memiliki pengalaman ataupun isu yang serupa, mengikuti masalah yang paling dipedulikan, situasi yang mempengaruhi, dan sangat dekat dengan mereka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement